Menu

Benarkah Kasih Sayang Suami Akan Berkurang Setelah Menikah Lama?

24 Januari 2022 20:50 WIB
Benarkah Kasih Sayang Suami Akan Berkurang Setelah Menikah Lama?

Potret bahagia sepasang kekasih usai menikah (Unsplash/Samantha Gades)

HerStory, Bekasi —

Banyak yang menganggap kasih sayang suami akan berkurang setelah menikah lama, entah karena bosan atau pernikahan sudah terasa hambar. Mungkin pernikahan akan terasa manis dan bahagia di awal-awal, lambat laun akan sering terjadi perdebatan antara suami-istri.

Lantas, benarkah demikian?

Studi baru menemukan bahwa perdebatan antara suami dan istri justru akan membuat usia pernikahan lebih lama dan pasangan lebih bahagia. Bahkan, perdebatan membuat pasangan semakin memahami satu sama lain.

Dikutip dari Dailymail, para psikolog di Amerika Serikat menyebut bahwa ujian pernikahan akan semakin kuat guncangannya ketika anak-anak lahir, kemudian sekolah, sehingga menyebabkan finasial terganggu.

Namun, seiring waktu berjalan, suami-istri akan semakin memahami satu sama lain, saling memaafkan, dan pernikahan pun akan banyak diwarnai humor dan gelak tawa.

Penelitian itu melibatkan pasangan yang menikah selama periode 13, 15 dan 35 tahun. Pasangan dibagi berkelompok berdasarkan usia, kelompok setengah baya berusia 40-50 tahun dan menikah setidaknya 15 tahun, atau kelompok yang lebih tua dengan usia 60-70 tahun dan menikah setidaknya 35 tahun.

Setiap pasangan dianalisis dalam tiga sesi, masing-masing terpisah lima atau enam tahun. Selama setiap sesi, para pasangan terlibat percakapan 15 menit tentang apa saja. Lalu percakapan direkam untuk dianalisis.

Peneliti mengalisis lewat pendengaran dan pembicaraan mereka, lalu dinilai berdasarkan ekspresi wajah, bahasa tubuh, isi verbal, dan nada suara.

Emosi dimasukkan ke dalam kategori kemarahan, penghinaan, jijik, perilaku dominan, pembelaan diri, ketakutan, ketegangan, kesedihan, rengekan, gairah, kasih sayang, humor, dan antusiasme.

Hasilnya, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Emotion ini menunjukkan peningkatan perilaku positif seperti kasih sayang dan humor. Tetapi, emosi negatif seperti pembelaan diri menurun seiring tahun demi tahun berlalu.

Perempuan yang secara emosional lebih ekspresif daripada suami, cenderung kurang mesra dan lebih mendominasi, tetapi itu tidak bertentangan dengan tren positif secara keseluruhan.

Peneliti Robert Levenson, seorang profesor psikologi University of California Berkeley, mengatakan bahwa temuan timnya menjelaskan salah satu paradoks besar dari akhir kehidupan.

"Untuk pasangan semakin tua, pernikahan membuat emosi mereka menjadi lebih stabil, berkurangnya kecemasan, dan depresi. Maka pernikahan baik bagi kesehatan mental," ungkap Robert.

Alice Verstaen, seorang mahasiswa pHD yang juga melakukan penelitian, mengatakan bahwa mengingat hubungan antara emosi positif dan kesehatan, temuan ini menggarisbawahi pentingnya hubungan intim seiring bertambahnya usia, dan potensi manfaat kesehatan yang terkait dengan pernikahan.

"Hasil ini memberikan bukti perilaku yang konsisten dengan penelitian yang menunjukkan bahwa, seiring bertambahnya usia, manusia menjadi lebih fokus pada hal positif dalam hidup sehingga membawa kebahagiaan," katanya.

Baca Juga: Pendiam tapi Mulutnya Pedas Banget! Ini 3 Zodiak yang Jago Debat dan Bisa Manipulasi Emosi, Tiati Kalau Ketemu Mereka Ya!

Baca Juga: 3 Masalah yang Sering Disepelekan tapi Bisa Menghancurkan Pernikahan, Pernah Terjadi dalam Hubunganmu Moms?

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Lihat Sumber Artikel di Suara.com

Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.

Oleh: Cherryn Lagustya