Menu

Menurut Penelitian, Kekuatan Pernikahan Bergantung pada Status Pekerjaan Suami

03 Februari 2020 10:00 WIB
Menurut Penelitian, Kekuatan Pernikahan Bergantung pada Status Pekerjaan Suami

Pasangan yang baru saja melangsungkan pernikahan. (Unsplash/freestocks.org)

HerStory, Jakarta —

Pernikahan merupakan tujuan setiap pasangan. Banyak pasangan yang berhasil menjalankankan pernikahan sampai ajal menjemput, enggak sedikit juga gagal dan memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan perceraian.

Dalam beberapa tahun terakhir, tingkat perceraian dunia telah meningkat sebesar 251,8%. Misalnya seorang wanita di Maladewa, memiliki tingkat perceraian tertinggi. Wanita di negera itu melewati 3 perceraian sebelum berusia 30 tahun. Data itu sangat memilukan dan pelakunya semua telah diidentifikasi oleh sebuah studi dari Harvard.

Para peneliti mempelajari data sejak lebih dari 45 tahun lalu dan inilah yang ditemukan. Penelitian yang dilakukan oleh profesor Harvard mengambil data dari lebih dari 6.300 pasangan yang berasal dari tahun 1970-an. Setelah mengamati data, ditemukan bahwa meskipun pasangan berdebat dan bercerai karena berbagai alasan, tingkat kemungkinan mereka untuk bercerai meningkat sebesar 30% ketika pria tersebut menganggur atau enggak memiliki pekerjaan.

Baca Juga: Menurut Penelitian, Pertengkaran Dapat Memperkuat Hubungan!

Pria dengan pekerjaan paruh waktu atau tanpa pekerjaan sangat besar kemungkinan untuk bercerai. Bukan hanya itu, rumah tangga yang di jalani ketika pria bekerja paruh waktu, berisiko lebih tinggi untuk bercerai juga.

Menguraikan lebih jauh, penelitian ini bahkan mengungkapkan ketika pria bekerja namun pekerjaan kecil atau tetap menganggur di luar kemauannya, ini masih menyebabkan perkelahian dan ketegangan dalam pernikahan.

Sebaliknya, kurangnya pekerjaan wanita enggak mengarah pada perceraian. Sebagian besar wanita akhir-akhir ini sibuk menyeimbangkan pekerjaan dan urusan rumah dengan sempurna. Tetapi, menurut penelitian status pekerjaan wanita enggak berpengaruh pada probabilitas perceraian. Data yang dikumpulkan dari 6 ribu lebih pasangan itu menunjukkan pengaruh positif atau negatif dari status keuangan wanita pada perceraian.

Namun, yang perlu diketahui adalah setiap pasangan berbeda dan penelitian ini mungkin enggak berlaku untuk semua orang. Selain itu, perlu dicatat bahwa penelitian ini enggak mempertimbangkan pasangan sesama jenis atau laki-laki yang secara sukarela memilih untuk menjaga keluarga mereka sementara istri mereka bekerja. Disebutkan bahwa peningkatan kemandirian ekonomi perempuan juga bisa menjadi alasan perceraian, tetapi belum ada bukti yang sah untuk mendukung klaim itu.

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Oleh: Nada Saffana