Menu

Waduh, Banyak Masalah tapi Terlihat Baik-Baik Saja? Hati-Hati Terkena Duck Syndrome!

08 Juli 2020 20:00 WIB
Waduh, Banyak Masalah tapi Terlihat Baik-Baik Saja? Hati-Hati Terkena Duck Syndrome!

ilustrasi seseorang yang sedang membuang buku-bukunya (Unpslash/Lacie Slezak)

HerStory, Jakarta —

Seringkali kamu melihat orang-orang sukses dengan semua pencapaiannya dan terlihat menikmati banget hidupnya. Padahal mereka punya segudang masalah yang disembunyikan supaya selalu terlihat baik-baik saja, mereka gak pernah tenang menjalani harinya bahkan gak segitu menikmatinya tentang pencapaian mereka. Keadaan ini disebut Duck Syndrome.

Duck syndrome ini pertama kali muncul di Stanford University, dilansir dari betterhelp.com duck syndrome adalah perilaku dimana seseorang terlihat baik-baik saja dari luar tapi ternyata sedang dirundung banyak masalah. Wah, banyak banget ya orang seperti ini. 

Istilah ini dianalogikan dari bebek yang berenang. Bebek cuma terlihat tenang dan lihai saat di permukaan air. Padahal bebek lagi berusaha keras mendayung kakinya di bawah permukaan air supaya bisa tetap berjalan. Makanya, orang-orang yang lagi berjuang keras supaya sukses tapi terlihat tenang banget disebut Duck Syndrome. Mereka gak suka menunjukkan kesulitannya sampai akhirnya benar-benar sukses dengan impiannya.

Tapi gak cuma itu, loh! Keadaan stress yang dialami tiap orang, kan, berbeda. Jadi kondisi duck syndrome ini bisa lebih buruk dari yang kamu lihat. Reaksi fisik yang ekstrem bisa terjadi seperti sakit kepala, gangguan tidur, gak bisa berkonsentrasi dengan baik, bahkan emosi yang gak stabil. Keadaan bisa tambah parah saat sindrom ini membuat penderitanya depresi, kurang nafsu makan dan kelelahan. Keadaan ini bisa membuat penderita kehilangan minat melakukan apapun.

Sindrom bebek ini bisa diatasi, loh! Meskipun cara ini cukup sulit buat penderitanya karena harus melakukan apapun sesuai kemampuan diri, sedangkan di zaman sekarang ini bahkan banyak orang harus melampaui batas kemampuan dirinya untuk bertahan hidup.

Wah, rumit banget ya. Tapi gak cuma itu, penderita juga bisa mulai membicarakan kesulitannya pada orang yang dia percaya. Lebih mudahnya penderita bisa konsultasi kepada psikiater atau psikolog, sesuai dengan tingkatan masalah dan apa yang dihadapi ya.

Baca Juga: Psikiater atau Psikolog? Kenali yang Kamu Butuhkan, Yuk!

Penderita duck syndrome bisa menggabungkan terapi dan obat-obatan yang disetujui psikiater karena itulah keahlian mereka, hal ini bisa dipilih saat kondisi makin parah supaya kecemasan itu bisa berkurang secara perlahan.

Psikolog bisa menggunakan pengobatan dengan psikoterapi atau terapi bicara, yaitu psikoterapi interpersonal dan terapi perilaku kognitif. Butuh waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan supaya mendapat hasil yang efektif. Hal ini baik banget buat pengembangan keterampilan mengatasi emosi dan hubungan secara efektif.

Baca Juga: Ingin Punya Mental Baja? Lakukan 5 Tips Melatih Mental untuk Jadi Sosok yang Kuat

Baca Juga: Moms, Seni Ternyata Ampuh Membuat Kesehatan Mental Terjaga Lho, Simak Kata Psikolog di Sini Yuk!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.