Menu

Womenpreneur Pemula Merapat! Ini 3 Tips Jitu Co-Branding dari Pakar dan Pebisnis yang Wajib Kamu Ketahui

23 Maret 2022 15:29 WIB
Womenpreneur Pemula Merapat! Ini 3 Tips Jitu Co-Branding dari Pakar dan Pebisnis yang Wajib Kamu Ketahui

Para narasumber di acara ShopeePay Talk: Kolaborasi Hasilkan Kreasi, Rabu (23/3/2022). (Riana/HerStory)

Nah Beauty, mengupas kisah perjalanan kolaborasi dari Kopi Soe bersama Sylvia dan Dear Me Beauty bersama Nikita Wiradiputri, serta pandangan menarik dari kacamata seorang brand enthusiast, Stephanie Regina, berikut adalah tiga kunci yang harus diperhatikan oleh bisnis saat ingin melakukan strategi co-branding:

1. Memilih mitra kolaborasi dengan nilai dan tujuan yang sejalan

Mengidentifikasi calon mitra kolaborasi yang memiliki nilai dan tujuan serupa dengan brand merupakan langkah penting ketika mengusung strategi kolaborasi. Nilai dan tujuan yang serupa bisa menjadi landasan hubungan kolaborasi yang kuat. Dengan begitu, kedua brand dapat menyamakan ekspektasi antara satu sama lain serta bersama-sama fokus untuk memberikan pengalaman terbaik kepada konsumen sesuai dengan nilai-nilai yang mereka junjung.

Sylvia, Co-Founder Kopi Soe menuturkan, Kopi Soe berupaya untuk senantiasa hadir sebagai brand dengan citra lokal yang kental. Berangkat dari situ, kolaborasi yang kami lakukan cenderung melibatkan partner dengan value yang serupa, meski datang dari latar belakang dan industri yang berbeda.

“Pemilihan mitra kolaborasi yang tepat memudahkan Kopi Soe dalam menyusun strategi co-branding dan memperhitungkan dampak dari kolaborasi itu sendiri. Dalam menghimpun informasi tersebut, tentunya kami melakukan riset dan observasi yang komprehensif menyangkut tren, demografis konsumen, hingga nilai dan karakter yang dibawakan oleh calon partner. Hal tersebut membuat kami mampu menjalankan kolaborasi yang apik namun tetap fleksibel dari segi proses kreatif,” kata Sylvia.

2. Kreasi dari konsumen dan untuk konsumen

Ide yang unik serta terobosan baru yang segar memang bisa menjadi tiket keberhasilan strategi co-branding. Namun, perlu diingat, konsumen merupakan poros utama dalam proses formulasi strategi hingga lahirnya produk kolaborasi yang kreatif. Dengan kata lain, output kolaborasi harus menjawab kebutuhan, ketertarikan, atau permasalahan yang berkaitan dengan konsumen.

Nikita Wiradiputri, CEO & Co-Founder Dear Me Beauty mengatakan, kolaborasi antarbisnis memang memiliki daya pikatnya tersendiri, salah satunya adalah kebebasan kita sebagai brand untuk mengeksplorasi dan bereksperimen menciptakan inovasi atau produk baru. Terlebih, Dear Me Beauty sebagai people power brand selalu berusaha untuk mendobrak batas industri kecantikan dengan menyuguhkan kombinasi produk berkualitas serta pengalaman yang tak terlupakan bagi konsumen.

“Untuk mencapai hal tersebut, kami berupaya untuk melibatkan konsumen dalam tiap proses kreasi produk kolaborasi agar sesuai dengan kebutuhan dan preferensi konsumen. Sebab, kami memahami bahwa strategi ini bukan semata-mata untuk kebutuhan bisnis, tapi bagaimana kolaborasi bisa membawa hal baru dan di saat yang bersamaan juga menjawab kebutuhan konsumen. Tidak hanya produk, hal ini juga kami implementasikan pada layanan yang kami berikan, seperti menyediakan layanan pembayaran digital ShopeePay yang memang sesuai dengan kebutuhan konsumen di era digital ini,” kata Nikita.

3. Tetap konsisten dengan karakteristik brand

Strategi co-branding cukup menjadi tantangan bagi brand dalam mempertahankan jati dirinya di tengah usaha mempersatukan ide dan pendapat dengan brand yang berbeda. Salah satu cara yang dapat diterapkan oleh brand untuk menyiasati hal tersebut adalah dengan mengenali kelebihan serta ciri khas sehingga mampu menyusun strategi komunikasi yang tepat dan beriringan dengan objektif kolaborasi.

Stephanie Regina, Brand Enthusiast dan Founder & CEO Haloka Group mengatakan, co-branding secara langsung atau tidak akan mengekspos brand pada jangkauan konsumen yang makin luas.

Terkait hal tersebut, tentu brand ingin membuat impresi yang tepat, terukur, dan konsisten. Maka dari itu, citra serta karakteristik yang khas merupakan pondasi yang harus dipegang teguh oleh brand ketika melangsungkan strategi ini.

Brand perlu melakukan perencanaan yang matang, bahkan sebelum menjalankan kolaborasi. Dengan mengelaborasikan kebutuhan dan objektif dari kolaborasi, brand dapat memilih mitra kolaborasi yang akan melengkapi kekurangan sekaligus menonjolkan daya pikat dari masing-masing brand sehingga menghasilkan co-branding yang harmonis,” tandas Stephanie.

Baca Juga: Dukung Para Womenpreneur, Kreasi Mode Internasional Hadirkan Event Modest Fashion and Womenpreneur Summit 2023, Cusss Intip Programnya!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Halaman:

Artikel Pilihan