Menu

Hari Tuberkulosis Sedunia! Kenali Penyakit TBC yang Mudah Menular dan Mematikan

24 Maret 2022 09:15 WIB
Hari Tuberkulosis Sedunia! Kenali Penyakit TBC yang Mudah Menular dan Mematikan

Ilustrasi seorang anak terinfeksi tuberkulosis/TBC. (Pinterest/Freepik)

HerStory, Medan —

Tepat pada tanggal 24 Maret diperingati sebagai Hari Tuberkulosis sedunia. Tuberkulosis (TBC) merupakan salah satu dari 10 penyakit mematikan di dunia. 

Pada tahun ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengangkat tema ‘Invest to End TB. Save Lives’ untuk memperingatinya. Tema ini diusung guna menyampaikan desakan untuk menginvestasikan sumber daya demi meningkatkan perjuangan melawan dan mengakhiri kasus tuberkulosis.

Biasanya penderita akan mengalami batuk terus-menerus, berat badan berkurang, sesak napas, hingga berkeringat di malam hari. Penyakit menular ini menyerang sistem pernapasan di paru-paru. 

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini belum diketahui pasti muncul dari mana namun diperkirakan berasal dari hewan ternak.

Penularannya juga sangat mudah sebab seseorang dapat terjangkit jika menghirup udara yang sudah terkontaminasi Mycobacterium tuberculosis. Setelah masuk ke tubuh, bakteri tersebut mulai menginfeksi paru-paru tepatnya di bagian alveoli, tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

Indonesia sendiri merupakan negara yang menyumbang ? kasus TBC di dunia. Bahkan, negara ini menempati posisi kedua setelah India dengan kasus sebanyak 845.000. Angka kematiannya juga mencapai 98.000 atau setara dengan 11 kematian per jam.

Meski penyakit ini tergolong menular, penularannya gak secepat pilek dan batuk. Ada beberapa kelompok yang berisiko tinggi tertular TBC, antara lain:

  • Orang yang tinggal di pemukiman padat dan kumuh

  • Petugas medis yang sering merawat penderita TBC

  • Orang lanjut usia (lansia) dan anak-anak

  • Pengguna NAPZA

  • Penderita penyakit ginjal stadium lanjut

  • Orang yang mengalami kekurangan gizi

  • Penderita kecanduan alkohol

  • Perokok

  • Orang dengan kekebalan tubuh yang lemah, misalnya penderita HIV/AIDS, kanker, diabetes, orang yang menjalani transplantasi organ

  • Orang yang sedang dalam terapi obat imunosupresif, misalnya penderita lupus, psoriasis, rheumatoid arthritis, atau penyakit Crohn

Baca Juga: STOP TB Partnership Indonesia Terus Dukung Upaya Penanggulan Tuberkolosis

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Oleh: Noorma Amalia Siregar

Artikel Pilihan