Menu

Deteksi Kanker Payudara Sejak Dini Bisa Dilakukan dengan Tes Urin, Ini Caranya

08 April 2022 14:25 WIB
Deteksi Kanker Payudara Sejak Dini Bisa Dilakukan dengan Tes Urin, Ini Caranya

Solidaritas peduli kanker payudara. (Pinterest/Freepik)

HerStory, Bandung —

Kanker merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Menurut data World Health Organization atau WHO pada tahun 2020, sebanyak 234 ribu jiwa di Indonesia meninggal dunia akibat kanker.

Tingkat kesembuhan kanker sebenarnya bisa sangat tinggi jika kanker ditemukan lebih awal. Untuk itu, penting untuk memeriksa kanker sejak dini.

Di Indonesia, DeBio Network bersama Sekolah Tinggi Teknologi dan Sains Hayati ITB menawarkan layanan tes genetik untuk mendeteksi awal risiko kanker yang bisa dilakukan hanya dari rumah.

Caranya adalah dengan mengembangkan screening untuk mendeteksi mutasi di gen BRCA-1 dan BRCA-2, yang diduga kuat berhubungan dengan risiko kanker payudara, rahim, prostat, pankreas, dan melanoma.

Peneliti dari Sekolah Tinggi Ilmu dan Teknologi Hayati ITB - Dr. rer. Nat. Marselina Irasonia Tan mengatakan, deteksi mutasi gen tersebut juga dapat memberikan rencana terapi terbaik bagi pasien kanker.

Saat ini DeBio Network bersama ITB menyediakan layanan tes genetika BRCA berbasis urine dengan hanya membutuhkan 5 mL sampel urine dalam waktu maksimal 63 hari.

Selanjutnya tes akan berfokus kepada mutasi exon2 dari gen BRCA-1, sehingga bisa diketahui risiko munculnya kanker payudara atau rahim di masa depan.

Ahli biomolekul dan genetika dari SITH ITB - Dr. Karlia Meitha mengatakan, metode tes terbaru itu memungkinkan pengambilan sampel secara non-invasif dan tidak seperti metode lain yang membutuhkan pengambilan darah.

Kanker payudara sendiri merupakan jenis kanker paling banyak ditemui di seluruh dunia. Tercatat sekitar 7,8 juta perempuan terdiagnosa menderita penyakit berbahaya tersebut dalam kurun waktu 2015 hingga 2020.

Kanker payudara juga merupakan kanker dengan tingkat kematian tertinggi. Namun deteksi dini dan tindakan yang lebih baik telah menurunkan statistik ini sebesar 41 persen dibandingkan tahun 1980an.

Deteksi dini merupakan faktor penting dalam menyelamatkan penderita kanker payudara. Berdasarkan riset Alkabban dan Ferguson pada tahun 2018, 93 persen kanker payudara stadium 2 masih bisa diselamatkan jika terdeteksi dini selama lima tahun pertama.

Baca Juga: Wajib Tahu! Ini 5 Jenis Kanker Payudara yang Jarang Diketahui, Mana Sih yang Paling Ganas?

Baca Juga: Charm Bersama YKPI Bergerak Bersama Demi Tingkatkan Kualitas Hidup Wanita Indonesia, 100 Penyitas Kanker Payudara Ikut Ramaikan CFD Jakarta!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.