Menu

Hati-hati, Gangguan Orthorexia Akibat Terlalu Obsesi dengan Makanan Sehat

15 Februari 2020 17:00 WIB
Hati-hati, Gangguan Orthorexia Akibat Terlalu Obsesi dengan Makanan Sehat

Mengonsumsi makanan sehat. (unsplash/Louis Hansel)

HerStory, Jakarta —

Banyak orang mengawali tahun dengan resolusi hidup sehat. Tak heran jika pola hidup sehat menjadi daftar utama di tahun 2020. Walaupun enggak berhasil menjalankan diet, menjalankan pola hidup 'makan sehat' dijadikan solusi yang lebih masuk akal. Tetapi, perlu diperhatikan bahwa melakukan kebiasaan makan sehat secara berlebihan dapat menjadi fiksasi obsesif yang mengarah ke gangguan orthorexia.

Apa itu orthorexia?

Banyak ahli yang menganggap orthorexia adalah gangguan makan, namun belum termasuk gangguan mental sehingga orthorexia belum dapat didiagnosis secara resmi.

Psikolog Dr. Kelsey M. Latimer, pendiri Hello Goodlife menjelaskan kepada SheKnows, orthorexia adalah sikap terlalu fokus untuk "makan sehat" yang sering menyebabkan seseorang membatasi jenis makanan yang mereka makan karena mereka sangat takut mengonsumsi makanan yang enggak "bersih" atau "murni" ke dalam tubuh mereka.

"Awalnya mungkin terdengar sehat bagi orang tersebut karena mereka melihat diri mereka memotong hal-hal yang dianggap enggak sehat, tetapi itu bisa sangat berbahaya dan menyebabkan kekurangan nutrisi dan penurunan berat badan yang berbahaya bagi sebagian orang," kata Latimer.

Baca Juga: 6 Makanan Tinggi Kalori, Cocok Dikonsumsi Saat Diet

Apa gejalanya?

Direktur situs The Renfrew Center of Charlotte sekaligus terapis perkawinan dan keluarga, Ashley Moser, mengatakan kepada SheKnows, "Beberapa tanda khas termasuk pemeriksaan kompulsif pada daftar bahan dan label nutrisi, penolakan untuk makan makanan berlabel 'enggak sehat' atau diproses hingga menunjukkan tingkat kesulitan yang tinggi ketika 'makanan sehat' enggak tersedia."

Orang dengan orthorexia, variasi makanan yang dikonsumsi menjadi lebih sempit dan mereka sering menarik diri secara sosial sehingga mereka bisa makan sendiri dan memastikan bahwa makanan "aman" mereka tersedia.

Latimer mengatakan bahwa perilaku tertentu yang terkait dengan orthorexia kadang-kadang ditemukan pada orang yang memiliki diagnosis anoreksia.

"Secara umum, jika kebiasaan makan cukup ketat membuat orang tersebut harus mengubah kehidupan normal mereka untuk mempertahankan kebiasaan ini, maka sudah saatnya untuk melihat apakah kebiasaan ini baik untuk pikiran dan jiwa kita di samping tubuh kita," jelas Latimer.

Kapan Kebiasaan itu Melewati Batas?

Latimer mengatakan bahwa bukan hal yang buruk jika orang-orang ingin mengonsumsi lebih banyak sayuran. Tanda utama saat kebiasaan makan sehat menjadi enggak wajar adalah ketika kamu mulai mengisolasi dan membatasi apa yang biasa dilakukan dalam hidup karena takut hal itu akan mengganggu makanan yang kamu konsumsi. Jadi kuncinya adalah moderasi dan keseimbangan. Jika kekurangan itu, maka kebiasaan makan sehat itu adalah orthorexia.

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Oleh: Nada Saffana

Artikel Pilihan