Ilustrasi seorang ibu yang memarahi anaknya (Pinterest/Edited by HerStory)
Beauty, mungkin kamu mengira dengan membandingkan anak dengan saudara atau temannya dapat memotivasinya. Misal dengan kata-kata, “Lihat, adikmu aja sudah bisa mengancing bajunya sendiri!” atau “Temanmu saja sudah bisa ke kamar mandi sendiri, kenapa kamu enggak bisa?”
Para psikolog mengatakan kalau hal ini merupakan sifat alami bagi orangtua untuk membanding-bandingkan anak-anaknya, namun jangan sampai anak tahu mengenai hal itu.
Tiap anak memiliki fase perkembangan yang berbeda-beda. Membandingkan anak kepada orang lain menyiratkan kalau kamu enggak menginginkan dia sebagai anakmu. Selain itu, kalau anak dipaksa untuk berkembang lebih cepat dari seharusnya, anak akan merasa bingung dan enggak berdaya. Hal itu akan melemahkan rasa percaya dirinya.
Beauty, alangkh baiknya puji anak sesuai dengan prestasi yang sudah ia capa, misalnya ketika anak sudah bisa menyuap makanannya sendiri tanpa bantuan, kamu bisa puji dia dengan mengatakan, “Wah, anak mama sudah bisa makan sendiri tanpa disuapi, hebat!”.
Dibanding-bandingin itu enggak enak lho!
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.