Menu

Beauty Wajib Tahu, Jangan Sepelekan Genital Warts atau Kutil di Organ Intim Wanita, Kata Pakar Bisa Bertransformasi Jadi Kanker Serviks!

15 Juni 2022 14:48 WIB
Beauty Wajib Tahu, Jangan Sepelekan Genital Warts atau Kutil di Organ Intim Wanita, Kata Pakar Bisa Bertransformasi Jadi Kanker Serviks!

Ilustrasi miss V. (Pinterest/Freepik)

Di Indonesia sendiri, kata dia, kasus Infeksi Menular Seksual (IMS) yang dilaporkan oleh 12 Rumah Sakit Pendidikan mulai tahun 2007-2011 menunjukkan bahwa angka kejadian Genital Warts ini menduduki peringkat 3 terbesar, dengan distribusi terbanyak ditemukan pada perempuan (62,5%) usia 25-45 tahun.

“Penularan Genital Warts, selain dari hubungan seksual yang menyebabkan kontak langsung dengan mukosa dari penderitanya, juga bisa ditularkan dari ibu ke bayinya saat melahirkan. Selain itu, meskipun jarang terjadi, kontak langsung maupun tidak langsung melalui benda- benda yang terkontaminasi dengan HPV (fomites) juga dapat menularkan ke orang lain. Mereka yang sudah terinfeksi dan mengalami Genital Warts juga harus waspada karena sifatnya kambuhan,” jelas dr. Amelia.

Ia menambahkan, kondisi daya tahan tubuh yang sedang lemah menurun (imunosupresi) yang mendasari, infeksi berulang dari kontak seksual, atau lesi yang belum muncul (subklinis) dan tidak diketahui, bisa menyebabkan kekambuhan. Ketika prognosis (prediksi terhadap penyakit, pengobatan yang dijalankan, dll) cukup baik pun kondisi Genital Warts bisa sering berulang.

“Salah satu yang penting dilakukan adalah deteksi dini Genital Warts. Penegakan diagnosis umumnya dapat melalui pemeriksaan klinis langsung. Beberapa pemeriksaan penunjang di antaranya adalah test asam asetat, pap smear, patologi, pemeriksaan dengan alat pembesaran optik (kolposkop), dan identifikasi genom HPV. Namun yang perlu sering dilakukan secara rutin yakni pemeriksaan klinis, tes asam asetat dan pap smear. Diagnosis yang tepat merupakan langkah awal sebelum pemberian terapi,” tutur dr. Amelia.

Terkait pengobatan terhadap Genital Warts sendiri, lanjut dr. Amelia, sebenarnya masih di seputar mengontrol lesi melalui pengolesan cairan kimia, tindakan elektrokauter (bedah listrik), cryotherapy (bedah beku), laser, serta bedah eksisi. Pertimbangan pemberian terapi ini, jelasnya, disesuaikan dengan luas dan derajat keparahan penyakit, lokasi, komplikasi terkait terapi, preferensi pasien, ketersediaan terapi, dan juga kondisi penyerta (komorbiditas).

“Sampai saat ini memang masih belum ada obat spesifik yang dapat mencegah penambahan jumlah (replikasi) virus sehingga pengobatan masih bertujuan untuk menghilangkan gejala klinis saja dan tidak dapat menghilangkan (mengeradikasi) virus. Ini yang menyebabkan masih sering terjadi kekambuhan. Hal ini tentu memberikan masalah psikologis dan juga finansial bagi pasien. Maka dari itu, salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh masyarakat khususnya perempuan adalah mencegahnya dengan vaksin HPV yang dapat diberikan setelah Genital Warts bersih melalui terapi pengobatan, ataupun bagi mereka yang belum pernah tertular virus namun di usia produktif,” tutup dr. Amelia.

Baca Juga: Bahaya! Kutil Kelamin Bisa Berubah Jadi Kanker Jika Dibiarkan, Jangan Sampai Terlambat Tangani Ya Beauty!

Baca Juga: Banyak Sekali Penyebab 'Bentol' di area Vagina, Sebelum Parah, Simak Cara Mengatasinya, Ternyata Simpel Beauty!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Halaman: