Menu

Masuki Masa Transisi Pasca-Pandemi, Pakar: Orang Tua Perlu Pahami Perkembangan Sosial Emosional Anak

28 Juni 2022 21:44 WIB
Masuki Masa Transisi Pasca-Pandemi, Pakar: Orang Tua Perlu Pahami Perkembangan Sosial Emosional Anak

Ilustrasi anak hiperaktif dan autis bermain bersama. (Freepik/Edited by HerStory)

Di kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Tumbuh Kembang Anak, Dr. dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A (K), MPH., menjelaskan bahwa aspek sosial dan emosional sangat penting bagi anak untuk mencapai semua aspek kehidupannya dan bersaing di fase kehidupan selanjutnya dimulai dari remaja hingga lanjut usia. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memiliki pemahaman yang baik mengenai perkembangan sosial emosional anak khususnya di masa transisi pasca pandemi saat ini.

“Bagi anak-anak, kebingungan menghadapi perubahan ruang dan rutinitas baru saat kembali menjalani kehidupan dan interaksi sosial dapat meningkatkan masalah sosial-emosional yang dampaknya bisa berbeda tergantung dengan usia anak dan dukungan dari lingkungannya. Gangguan perkembangan emosi dan sosial dapat mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan di masa dewasa, seperti gangguan kognitif, depresi, dan potensi penyakit tidak menular,” terang dr. Bernie.

dr. Bernie juga menjelaskan mengenai fakta bahwa perkembangan emosi dan sosial berkaitan erat dengan kecerdasan otak dan sistem pencernaan yang sehat. Ketiganya saling terkait dan berpengaruh signifikan terhadap tumbuh kembang anak agar anak dapat tumbuh menjadi anak hebat.

“Agar anak-anak dapat beradaptasi kembali dengan normal, memiliki keterampilan sosial-emosional yang memadai, serta memiliki kemampuan berpikir yang baik, maka orang tua perlu memantau perkembangan sosial emosional anak secara berkala serta memberikan stimulasi dan nutrisi yang tepat,” ungkap dr. Bernie.

Selanjutnya, Ibu Inspiratif yang juga Founder Joyful Parenting 101, Cici Desri, menceritakan pengalamannya saat mempersiapkan si kecil menghadapi transisi untuk kembali berinteraksi dengan lingkungan sosial.

“Setelah menjalani pembatasan sosial selama hampir dua tahun, saya melihat ada banyak tantangan yang dihadapi si Kecil untuk kembali bersosialisasi dengan dunia luar. Proses adaptasi pun tidak selalu berjalan dengan mudah, mulai dari kekagetan si Kecil yang bertemu dengan banyak orang baru, beraktivitas dan berinteraksi dengan banyak orang membuat si kecil kadang juga menjadi frustasi. Menghadapi hal tersebut, saya dan suami mengambil bagian dalam pengasuhan dan memperkuat keterlibatan dengan si Kecil terlebih pada fase transisi saat ini,” kisah Cici.

Cici juga menceritakan sebagai orangtua, ia dan suami, mendorong si Kecil untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan secara verbal sehingga mereka dapat mengetahui apa yang dirasakan si kecil secara emosional.

Selain itu ia juga menghubungi guru dan staf terkait lainnya di sekolah si kecil untuk memantau cara si Kecil mengatasi dan mengikuti tugas atau kegiatan. Ia juga berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang untuk mengetahui lebih jauh upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan tumbuh kembang si Kecil.

“Kami memahami bahwa fase membangun hubungan baru merupakan sebuah keterampilan. Si kecil dapat menguasainya dengan dukungan yang tepat, terutama dari keluarga. Melalui interaksi sosial secara tatap muka langsung, si kecil mampu menumbuhkan rasa kepercayaan baru dan merasakan kenyamanan berada di lingkungan barunya. Dengan begitu, saya yakin si Kecil bisa tumbuh menjadi anak hebat yang pintar, berani, dan memiliki empati tinggi,” tutup Cici.

Baca Juga: Moms-Dads Harus Pahami, Ini 4 Hal yang Akan Ditunjukkan Si Kecil Jika Kekurangan Kasih Sayang dari Keluarga

Baca Juga: Percepat Penurunan Stunting, BKKBN Kenalkan ALIBATA, Apa Itu? Simak Yuk Beauty!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Halaman:

Artikel Pilihan