Wanita sedang menaruh uang di celengan (Unsplash/Annie Spratt)
"Saya dulu suka bingung, kemana uang gaji saya dalam sebulan padahal saya tidak pernah membeli barang-barang yang mahal. Saya tidak bisa menelusuri kemana saja uang saya habis, karena tidak punya catatan keuangan," kata Annisa.
Setelah memiliki catatan pengeluaran, Annisa jadi tahu kemana saja uangnya 'lari' selama ini, di antaranya untuk membeli kopi, jajan roti di mal, dan hal-hal kecil lainnya yang kadang suka tak kita perhitungkan. Akibatnya, uang gaji pun habis begitu saja.
Banyak orang salah kaprah menganggap bahwa investasi bisa membuat kita kaya. Menurut Annisa, yang bisa membuat kita kaya adalah bekerja. Investasi hanyalah salah satu cara untuk mengamankan hasil kerja kita, dan syukur-syukur bisa menggandakannya.
Banyak orang berinvestasi dengan mind set ingin menjadi kaya, sehingga cenderung ikut-ikutan apa yang sedang jadi tren. Padahal yang benar, kata Annisa, bekerja dulu, mengumpulkan uang, baru setelah itu berinvestasi.
Banyak orang menolak berinvestasi atau memiliki asuransi jiwa karena merasa tak perlu, atau karena orang tua mereka pun tak melakukannya. Padahal, orang tua kita dulu tak memiliki asuransi, tak berinvestasi, mungkin karena informasinya yang memang terbatas.
Pemahaman-pemahaman seperti itulah yang pada akhirnya membuat orang semakin enggan menabung untuk hari depannya, karena berpikir lihat saja nanti.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel:
Lihat Sumber Artikel di Suara.com
Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.