Ilustrasi seorang ibu sedang melarang anaknya. (Todaysparent/iStockphoto)
Setiap orang tentu senang ketika dipuji atau diperhatikan, tak terkecuali anak-anak. Hal ini bisa membuat anak mencari cara apa pun agar orang lain memuji atau menaruh perhatian, termasuk dengan cara berbohong. Misalnya, anak mengarang cerita dengan mengatakan kepada teman-temannya bahwa dirinya telah mendapat mainan baru yang mahal karena ia sering membantu orang tuanya. Hal ini ia lakukan agar terlihat keren di mata teman-temannya.
Anak sering kali berbohong untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Contohnya ketika anak ingin buru-buru bermain, mereka mungkin akan berbohong dengan mengatakan sudah menyelesaikan pekerjaan rumahnya.
Ketika anak tak mampu memenuhi tuntutan orang tua yang terlalu tinggi, ia bisa saja berbohong demi membahagiakan orang tuanya. Misalnya, saat anak mendapat nilai buruk di sekolahnya, mereka akan berbohong pada orang tuanya dengan mengatakan nilainya baik-baik saja. Hal ini mungkin mereka lakukan karena takut orang tuanya kecewa atau marah .
Anak sesekali berbohong adalah hal yang wajar, asalkan tak menimbulkan dampak yang berbahaya bagi dirinya maupun orang lain. Namun, pada kasus tertentu, anak bisa saja sering berbohong karena ia mengalami masalah emosional, misalnya bully atau depresi. Hal ini bisa terlihat dari perilakunya yang berubah dan terlihat seolah-olah menutup-nutupi perasaan atau masalah yang dihadapinya.
Apa pun alasannya, berbohong merupakan perilaku buruk yang sebaiknya dihindari anak sejak usia dini. Moms perlu mendidik anak dengan baik agar anak tak melakukan kebiasaan buruk tersebut.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.