Menu

Waspada! Anak Muntah Disertai Menolak Makan Bisa Menandakan Penyakit GERD, Simak Penjelasan Dokter Berikut Ini Moms

08 Agustus 2022 17:11 WIB
Waspada! Anak Muntah Disertai Menolak Makan Bisa Menandakan Penyakit GERD, Simak Penjelasan Dokter Berikut Ini Moms

Illustrasi Anak Alami GERD (Freepik/Edited By HerStory)

HerStory, Bogor —

Moms, pernahkah kamu mendapati si kecil mengeluh sakit pada perutnya? Waspada Moms, jika si kecil mengalami serangan sakit perut, jangan disepelekan ya!

Sebab biasanya hal pertama yang mungkin muncul di benak para orang tua jika anak sakit perut adalah masuk angin atau diare. Padahal, keluhan sakit perut pada anak terkadang bukan hanya disebabkan diare atau masuk angin saja, melainkan bisa saja merupakan gejala dari penyakit GERD.

Ya, penyakit gastroesophageal reflux atau GERD selama ini dikenal sebagai gangguan pencernaan yang kerap menyerang orang dewasa muda. Namun, tahukah Moms, bahwa penyakit ini juga bisa menyerang anak-anak?

Menurut Dokter Spesialis Anak, dr. Andreas, M.Ked (Ped), Sp.A., penyakit GERD ini tak mengenal usia, baik orang dewasa atau anak, semuanya bisa kena.

“GERD pada anak bisa terjadi dan bisa berhubungan dengan sumbatan usus, infeksi telinga, infeksi usus, infeksi paru, alergi protein dan disertai komplikasi penyakit lainnya,” tutur dr. Andreas, kepada HerStory, beberapa waktu lalu.

Adapun, gejala GERD pada anak ini menurut dr. Andreas, antara lain anak muntah disertai anak menolak makan, sering menangis saat makan, dan ada darah atau warna kehijauan di muntahannya.

“Anak juga sering muntah sekuat tenaga, perut bengkak dan keras, gangguan pernapasan termasuk batuk dan bersin,” papar dr. Andreas.

dr. Andreas juga bilang, untuk diagnosis GERD pada anak ini dapat dilihat selain dari anda dan gejala klinis, juga dari pemeriksaan penunjang seperti pemantauan pH esofagus, pemeriksaan kombinasi pH metri dan impedansi, endoskopi dan biopsi, pemeriksaan skintigrafi.

Lantas, apa yang sebaiknya dilakukan orang tua ketika mendapati anaknya terkena GERD?

Terkait hal itu, dr. Andreas menyarankan orang tua agar memposisikan anak di atas usia 12 bulan untuk tengkurap. Sedangkan anak dengan usia di bawah 12 bulan posisikan terlentang, posisi tidur miring ke arah kiri dan menaikkan posisi kepala.

“Orang tua juga bisa langsung membawa anak ke RS. Nantinya, dokter akan memberikan obat inhibitor pompa proton (PPI) dan antagonis reseptor histamin 2 selama 2 minggu, dengan pemantauan respon terapi,” imbuh dr. Andreas.

“Pada anak besar dan remaja dapat dipertimbangkan pemberian PPI selama 4 minggu jika membaik dilanjutkan sampai 2 bulan bersamaan dengan perubahan gaya hidup. Sementara, pengobatan pada bayi sama saja dengan menggunakan PPI dan antagonis reseptor histamin 2,” sambung dr. Andreas.

Lebih lanjut, dr. Andreas pun menegaskan bahwa GERD pada anak ini bisa dicegah. Tak hanya itu, ia pun memastikan, dengan deteksi dini dan pengobatan yang tepat, anak penderita GERD ini pun nantinya bisa sembuh total.

“Sebenarnya tidak terbukti pembatasan diet untuk mengatasi GERD, kecuali disebabkan alergi protein berarti harus eliminasi protein penyebab alerginya maka GERD akan berhenti,” ujarnya.

Dan terkait maraknya terapi serta penggunaan obat alami untuk atasi GERD pada anak, dr. Andreas pun menegaskan ia tak merekomendasikannya.

“Belum ada bukti ilmiah, jadi menurut saya belum bisa diaplikasikan untuk terapi. Dan perlu diingat juga, orang tua tak diperkenankan untuk memberikan obat-obatan jenis apapun pada anak tanpa izin dokter,” pungkas dr. Andreas.

Baca Juga: Aman untuk Penderita Gerd, Ini 5 Susu Penggemuk Terbaik Tangani Masalah Berat Badan, Cuss Langsung Coba!

Baca Juga: Sering Merasa Perut Sebelah Kanan Sampai Pinggang Terasa Panas saat Puasa? Tiati Moms, Bisa Jadi Gangguan Lambung

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Artikel Pilihan