Ilustrasi pengidap monkeypoz atau cacar monyet (Freepik/Edited by HerStory)
Sedangkan, ruam cacar monyet biasanya muncul pada wajah dan mulut terlebih dahulu, baru nantinya menyebar ke seluruh tubuh.
Selain itu, cacar monyet dapat menimbulkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati). Hal ini tidak terjadi pada penyakit cacar air.
Virus cacar air dapat menyebar dengan mudah antarmanusia. Terutama, kalau Moms belum pernah terinfeksi cacar air sebelumnya.
Penularan cacar air bisa terjadi ketika seseorang melakukan kontak dengan pasien cacar air. Selain itu, cacar air bisa menular lewat udara atau percikan cairan tubuh pasien saat pasien batuk dan bersin.
Berbeda sengan cacar monyet, penularannya antar manusia umumnya jarang terjadi. Penularan cacar ini perlu adanya kontak intin, seperti hubungan seks, berciuman, atau berpelukan terlebih dahulu sampai akhirnya virus menyebar.
Cacar monyet dan cacar air bisa dicegah dengan mendapatkan vaksin. Namun, mengingat virus penyebabnya berbeda, tentu jenis vaksin yang diberikan pun berbeda pula.
Vaksin yang digunakan untuk mencegah cacar air yaitu vaksin varicella (Varivax). Vaksin ini termasuk dalam program imunisasi rutin. Anak-anak usia 12 bulan hingga 12 tahun wajib mendapatkan dua dosis vaksin.
Vaksin varicella juga bisa diberikan untuk orang dewasa yang belum mendapatkan imunisasi. Dosisnya juga diberikan dua kali dengan jarak 4–8 minggu.
Untuk mencegah cacar monyet, pemberian vaksin cacar (smallpox) bernama Jynneos dapat dilakukan. Sama dengan vaksin untuk cacar air, vaksin Jynneos diberikan dalam dua dosis terbagi.
Namun, karena keadaan vaksin yang masih jarang di Indonesia, untuk mencegah penularan cacar monyet pun disarankan untuk selalu menjaga kebersihan dengan rajin menuci tangan dan menghindari kontak langsung dengan hewan liar.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel: