Kasus monkeypox atau cacar monyet semakin banyak ditemukan di banyak negara di dunia.(Shutterstock/Edited By HerStory)
Nah Beauty, salah satu gejala baru yang ditemukan dalam penelitian ini adalah lesi soliter. Umumnya, lesi soliter adalah lesi kulit tunggal, kecil dan terlokalisasi yang dapat berkisar dari yang tidak berbahaya (kutil) hingga lesi yang mengancam jiwa seperti melanoma.
Konon, lesi soliter yang terkait dengan monkeypox dapat salah didiagnosis dan diobati untuk kondisi yang salah termasuk sifilis dan IMS lainnya.
Kemudian, gejala baru cacar monyet yang terungkap adalah amandel bengkak. Pasien dalam penelitian ini juga melaporkan amandel yang bengkak, yang bersama dengan lesi soliter, sebelumnya tidak diketahui sebagai ciri khas infeksi monkeypox dan dapat disalahartikan sebagai kondisi lain.
Perlu kamu ketahui, Beauty, penyakit cacar monyet memiliki tanda atau gejala mirip cacar air yang klasik dan khas meliputi:
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), cacar monyet dapat menyebar ke siapa saja melalui kontak dekat, pribadi, dan sering dari kulit ke kulit, termasuk:
Adapun, cara terbaik untuk mencegah penyebaran cacar monyet adalah dengan membatasi kontak dekat dan langsung dengan pasien cacar monyet yang dikonfirmasi. Selain itu, jaga jarak dengan orang yang menunjukkan gejala khas cacar monyet.
CDC merekomendasikan untuk menghindari hubungan seks atau berhubungan intim dengan siapa pun yang memiliki ruam pada kulit mereka dan belum dibersihkan oleh penyedia layanan kesehatan mereka. Selanjutnya, hindari berbagi pakaian, tempat tidur, dan aksesori lain yang digunakan oleh pasien yang terinfeksi virus.
Semoga informasinya bermanfaat, ya!
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.