Ilustrasi orang tua memarahi anaknya. (Brightside/Cue the dog production)
Lingkungan juga termasuk salah satu faktor terkuat yang membentuk anak menjadi pribadi yang bahkan jauh berbeda dari yang orang tuanya ajarkan.
Tumbuh dalam lingkungan yang memperlihatkan bagaimana orang lain atau anak seusianya melawan perintah orangtua, membuat anak menjadi merasa bahwa itu adalah hal yang boleh dan biasa.
Bahkan secara berkelanjutan anak yang gak pernah melawan kepada orangtua akan mulai berani melawannya karena melihat teman-temannya seperti itu.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengawasi lingkup pergaulan anak, terutama dalam masa awal bersosialisasinya dengan orang lain. Orangtua harus mampu menegaskan kepada anak beberapa hal yang boleh ia contoh dan hal lain yang tidak boleh dicontoh.
Hal yang lebih penting, sebisa mungkin orangtua harus berusaha dan memastikan bahwa anak tumbuh dalam lingkungan yang baik.
Faktor terakahir yang bisa menjadi penyebab anak berani melawan orangtua, yakni terlalu dimanja. Memanjakan anak dengan mengusahakan yang terbaik untuknya adalah hal yang baik dan memang menjadi impian semua orangtua. Namun, jika dilakukan secara berlebihan, justru akan menimbulkan dampak yang terbalik.
Orangtua yang terbiasa menuruti segala yang anak ingingkan, membuat anak tidak belajar bahwa gak semua hal bisa ia dapatkan. Jika anak tidak memahami hal tersebut, anak akan kesulitan mengelola emosi dan menerima keadaan yang tidak sesuai dengan yang ia inginkan.
Nggak adanya kebiasaan orangtua untuk menegur anak ketika salah, membiarkan anak salah dan belajar dari kesalahannya akan membuat anak tumbuh menjadi seorang yang gak memahami kesalahannya sendiri.
Hal tersebut akan membuat anak menutup telinga untuk mendengarkan saran atau nasihat dari orang lain. Sekalipun hal tersebut dilakukan oleh orangtuanya sendiri.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.