Anak pukul kepala sendiri (Google / The Asian Parent)
Moms tahu gak sih kalau kebanyakan orangtua yang ingin membentuk kehidupan sang anak agar sangat baik bisa melakukan overparenting dimana mereka sangat menghawasi pilihan kehidupan sang anak termasuk dalam membuat keputusan kecil demi memastikan mereka tak akan pernah menyesali perbuatannya.
Tujuan overparenting memang sangat bagus yakni tak ingin anak-anak salah mengambil jalan kehidupan yang akhirnya menyakiti perasaan mereka.
Selain itu, jika dibaca sekilas, overparenting terdengar sebagai bentuk perhatian. Namun, terlalu banyak membatasi pergerakan anak hingga tak bisa mentolerir sebuah kegagalan, luka, atau kesalahan ini justru akan menghambat perkembangan anak dan menyebabkan ketergantungan lho Moms!
Beberapa dari mereka yang melakukan overparenting mungkin tak sadar bahwa ini merupakan hal buruk. Ini karena berpikir bahwa hal tersebut merupakan bentuk kepedulian walau nyatanya lebih menjurus ke pengekangan.
Jadi, penting untuk mengetahui ciri-ciri overparenting sehingga kamu tak melakukannya. Berikut ciri-ciri overparenting, dirangkum dari laman very well family.
Jika tak tega membayangkan anak kamu yang berusia 13 tahun menyeberang jalan dengan teman-temannya atau ketakutan meninggalkan anak di penitipan karena ada perosotan yang cukup tinggi untuk dimainkan oleh anak usia 5 tahun, ini bisa menjadi salah satu tanda overparenting.
Tak ada yang suka melihat anak mereka gagal, tapi jika kamu melompat untuk menyelamatkan anak kamu setiap kali ada masalah, mereka tak akan pernah belajar dari kesalahan yang dibuat.
Jika kamu cepat memberi tahu hal yang benar setiap kali mereka berjuang mencari tahu sesuatu, ini akan benar-benar memutuskan potensi anak kamu.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel: