Ilustrasi wanita sedang mengalami gangguan mental. (Freepik/Racool_studio)
Hal ini sejalan dengan laporan The Journal of Anxiety Disorder yang mana dijelaskan bahwa menonton konten sensitif atau tragis secara berulang akan meningkatkan risiko PTSD. Sebagaian besar korbannya adalah ibu dan anak-anak.
"68 persen ibu dan 48 persen anak-anak dilaporkan mengalami PTSD karena menonton video tragis terkait kejadian," tertulis dalam laporan tersebut.
Oleh karena itu, setiap konten sensitif di media sosial mulai memberikan peringatan atau trigger warning sebelum diputar. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan penonton bahwa konten tersebut bermuatan hal yang sensitif atau tragis.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.