Ilustrasi anak belajar di kelas (shutterstock/Edited by Herstory)
Coba jawablah beberapa pertanyaan “Mengapa” dengan pertanyaan baru “Bagaimana pendapatmu tentang hal itu?”. Pertanyaan balik ini bisa mendorong cara berpikir kritis dan meningkatkan kemampuan berbahasa anak. Ini juga memberikan kesan kepada anak bahwa pendapat dan cara berpikirnya dihargai. Tak perlu menyalahkan atau mentertawakan jika anak memberikan jawaban yang salah atau tak masuk akal, dari jawaban yang diberikan anak, kita bisa memahami pola pikir dan cara pandangnya.
Bila tak tahu jawaban dari pertanyaan si kecil, tak ada salahnya untuk bersama-sama mencari jawaban tersebut. Moms bisa menulis apa saja pertanyaan sulit dari si kecil, lalu mengajaknya untuk mencari jawabannya bersama-sama ketika akhir minggu atau waktu senggang. Mungkin Moms bisa mengajak anak ke perpustakaan. Lakukan kunjungan rutin bersama ke perpustakaan. Dengan demikian, anak akan terbiasa melakukan riset dengan membaca buku. Hal ini juga bisa membuat Moms semakin dekat dengan si kecil.
Jika tak tahu jawabannya, tak masalah jika Moms bilang “Enggak tahu”. Ini akan lebih baik daripada membuat jawaban sendiri, yang kebenarannya tak pasti. Selain itu, jangan katakan padanya untuk berhenti bertanya banyak hal, karena sebagai orang tua kita perlu mendorongnya untuk memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, bukan justru menekannya.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.