Mariska mengaku banyak belajar dari proses pendalaman karakter yang dilakukannya. Ia semakin paham akan perjuangan Eulis Andjung di balik kesuksesan Ismail Marzuki.

Apalagi menurutnya era kehidupan Eulis Andjung masih sulit bagi wanita untuk berjuang secara langsung seperti pria. Namun, ia menegaskan bahwa dengan berada di rumah, bukan berarti wanita tak berjuang

“Nah, di situ saya menemukan bahwa peran perempuan zaman itu mungkin lebih banyak di rumah, sedangkan suami ia yang berjuang dan mencari nafkah. Tapi dengan menjadi seorang ibu atau wanita berdiam diri di rumah bukan berarti tidak ada perjuangan yang dia lakukan,” terangnya.

Ia menjadi sadar bahwa sebuah perjuangan dapat dilakukan dalam keheningan dan ketenangan. Meski tak terlihat, ada perjuangan besar yang dikorbankan oleh wanita khususnya.

“Di sini saya belajar bahwa berjuang itu gak harus koar-koar, hingar bingar, dan semua orang bisa melihat serta mendengar. Berjuang itu bisa lewat keheningan, kesabaran, dan keteguhan yang sama semua itu tidak harus diselebrasi secara meriah,” terangnya.

“Saya ingin menginspirasi semua wanita Indonesia dan semua pekerja di balik layar, walaupun kita berjuang tidak di-notice dan berada di balik layar, namun perjuangan kita itu berarti,” tandasnya.