Beauty, di musim hujan seperti sekarang ini, salah satu yang penting kita lakukan adalah mencegah demam berdarah dengue (DBD) dengan menerapkan praktik keselamatan seperti tak membiarkan nyamuk berkembang biak di sekitarnya, tidur di bawah kelambu, menerapkan semprotan dan krim anti nyamuk, dll.

Meskipun penting untuk mencegah penyakit ini terjadi, namun sangat penting juga untuk menghilangkan prasangka mitos yang terkait dengannya. 

Ya, penyakit dan mitos kadang berjalan beriringan dan merupakan salah satu alasan tertundanya bantuan dan pengobatan medis.

Dan dikutip dari Times of India, Jumat (4/11/2022), berikut 5 mitos umum terkait DBD yang perlu diluruskan:

1. Demam berdarah lebih ringan dari Covid

Tak ada gunanya membandingkan dua penyakit berbeda yang disebabkan oleh dua patogen yang berbeda, Beauty.

Tingkat keparahan kedua penyakit tersebut, salah satunya menyebabkan ketakutan global dalam bentuk pandemi dan lainnya yang merupakan kejadian tahunan dan membebani fasilitas kesehatan dan risiko kehidupan manusia, tak pernah dapat dibandingkan, ditaksir terlalu tinggi atau bahkan diremehkan.

2. Demam berdarah dan Covid tak akan pernah bisa terjadi secara bersamaan

Ada beberapa contoh di mana demam berdarah dan Covid terlihat terjadi secara bersamaan pada manusia. 

Di Singapura, beberapa kasus telah dilaporkan di mana pasien awalnya dites negatif untuk demam berdarah tetapi dirawat di rumah sakit kemudian karena demam terus-menerus. Diagnosis akhir mengungkapkan koinfeksi dengan demam berdarah dan Covid.

Koinfeksi semacam itu juga terlihat di India, Bangladesh, Thailand, dan beberapa tempat lainnya.

Baca Juga: Gak Cuma Gigitan Nyamuk, Ini Penyebab Demam Berdarah yang Sering Dilewatkan Orangtua, Catat dan Cermati Ya Moms!

Baca Juga: Kasusnya di Indonesia Semakin Meningkat, Moms Simak Yuk 5 Gejala Demam Berdarah yang Sering Terjadi, Bukan Cuma Sakit Kepala!