Ilustrasi wanita yang mengalami sakit jantung. (pinterest/freepik)
Dr Basit mengatakan, wanita memiliki tingkat estrogen yang lebih tinggi daripada pria. Estrogen cenderung menurunkan risiko penyakit jantung, setidaknya sampai menopause.
Estrogen juga membantu membuat pembuluh darah lebih fleksibel dan menurunkan kemampuan mereka untuk menyerap kolesterol dan lemak, serta menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL).
Setelah menopause terjadi, kadar estrogen menurun dan risiko penyakit jantung meningkat. Wanita mungkin memiliki gejala serangan jantung yang berbeda termasuk kelelahan dan pusing. Karenanya, penting bagi penyedia layanan kesehatan untuk memberikan perhatian khusus pada gejala-gejala ini agar serangan jantung tak terlewatkan.
Kemudian, Bernadette Boden-Albala, MPH, DrPH, Direktur dan Dekan Pendiri, Universitas California menjelaskan, penyakit jantung adalah penyebab utama kematian bagi wanita di Amerika Serikat, di mana 1 dari setiap 5 wanita meninggal karena penyakit jantung.
Wanita cenderung mengembangkan penyakit jantung di kemudian hari daripada pria karena perbedaannya telah dikaitkan hilangnya estrogen selama transisi menopause. Meskipun beberapa wanita tak memiliki gejala, yang lain mungkin mengalami angina (nyeri atau ketidaknyamanan dada yang tumpul dan berat atau tajam), nyeri di leher, rahang, atau tenggorokan, dan nyeri di perut bagian atas atau kembali.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.