Anak kecil yang sedang melihat buku (Unsplash/Stephen Andrews)
Erika juga mengingatkan orang tua agar tak perlu khawatir jika si kecil tak kunjung menemukan bakat dan minatnya. Karena kata dia, setiap jenjang usia anak itu treatment-nya berbeda-beda.
“Jadi gak harus buru-buru juga untuk si anak ini menemukan bakatnya dimana. Karena untuk anak usia dini itu perjalanannya masih panjang sekali," imbuhnya.
Terkait hal itu, Erika pun lantas memaparkan hal yang penting dilakukan oleh orang tua untuk membantu anak menggali bakat dan potensi dirinya. Yang pertama, penting bagi setiap orang tua untuk terus mengamati dan observasi potensi anak.
"Selanjutnya, orang tua bisa mengajak anak untuk terus bereksplorasi dan berlatih secara konsisten, serta hadir dalam setiap proses latihan. Selain itu, orang tua harus terus belajar dan mengetahui perkembangan zaman agar bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dari anak," jelasnya.
Gak cuma itu, lanjut Erika, orang tua juga diharapkan mampu memupuk karakter anak untuk selalu adaptif dengan mimpi yang ingin ia capai. Kemudian, orang tua pun harus mengamati karakter anak dan yang terpenting bisa lebih sabar dalam menikmati prosesnya," tandas Erika.
Erika juga menyarankan kepada orang tua, agar membiarkan anak memilih sendiri minat apa yang mau dipelajari. Jadi, kata dia, orang tua tinggal mendukung.
"Jangan memaksakan nak mengikut jejak orang tua, yang di masa lalu mungkin gagal meraih cita-citanya. Harus dilihat responnya dan berkomunikasi. Ada ruang diskusi dan Komunikasi dua arah," pungkas Erika.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.