Menu

Moms, Si Kecil Hobi Hisap Jempol? Jangan Anggap Sepele, Kenali Bahayanya!

19 November 2020 14:00 WIB

Ilustrasi bayi yang sedang ganti popok (Today's Parent/Edited by HerStory)

HerStory, Bogor —

Sebenarnya, kebiasaan menghisap jempol sangat umum dan alami untuk bayi, sejak masih berada di dalam kandungan. Nantinya, kebiasaan ini akan berhenti dengan sendirinya saat mereka tumbuh besar, yakni di usia 6 atau 7 bulan. 

Mengisap jempol membuat bayi merasa aman dan nyaman, bisa juga menjadi sinyal yang menandakan bahwa ia lapar. Namun, sebaiknya kebiasaan ini dihentikan sebelum anak berusia 3 tahun, terutama saat gigi permanen belum tumbuh. Mengutip dari berbagai sumber, Kamis (19/11/2020) berikut bahayanya.

1. Menyebabkan gigi tonggos

Mengisap jempol dalam waktu lama bisa membuat gigi atas terdorong ke depan dan gigi bawah tertekan ke belakang. Akibatnya, gigi anak jadi tonggos. Apalagi jika intensitas mengisap jempol kuat, maka berisiko menyebabkan kerusakan gigi permanen.

2. Kesulitan bicara

Mengisap jari akan membuat susunan gigi berantakan yang kemudian memperlambat keselarasan antara lidah dan gigi untuk menghasilkan suara. kebiasaan ini juga bisa memengaruhi kemampuan bicara anak. Seperti cadel yang terjadi akibat efek samping mengisap jempol.

3. Penyebaran bakteri

Anak menyentuh banyak mainan atau bersentuhan dengan teman-temannya. Jari tangan penuh dengan kuman yang tak terlihat. Begitu pula dengan jempol. Ketika tak sadar memasukkan jempolnya ke mulut, kebiasaan ini membuat kuman mudah menyebar masuk ke dalam pencernaan. Anak bisa sakit perut bahkan mengalami cacingan.

4. Bisa menyebabkan infeksi

Bila gigi anak sudah tumbuh, tekanan gigi bisa membuat jempol lecet. Kulit juga jadi menipis dan rentan untuk terkena infeksi. Apalagi kalau anak juga punya hobi menggigit kuku, kotoran yang menempel di mulut bisa berpindah ke jempol dan membuatnya infeksi yang ditandai dengan jempol bengkak, sakit, memerah hingga bernanah.