Menu

Kasus Polio di Indonesia Kembali Meningkat, Begini Cara Ampuh Mencegahnya Moms, Wajib Tahu!

01 Desember 2022 08:14 WIB

Ilustrasi vaksin polio. (iStockphoto)

HerStory, Jakarta —

Kasus polio kembali muncul sejak 2014 Indonesia sempat dinyatakan bebas polio. Ini merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang termasuk dalam golongan Human Enterovirus yang bereplikasi di usus dan dikeluarkan melalui tinja.

Ada dua jenis polio, yaitu polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan (non paralis) dan polio yang menyebabkan kelumpuhan (paralis). Kementerian Kesehatan juga telah menjadikan penyakit polio sebagian kejadian luar biasa (KLB).

Menurut dr. Abi Noya Medical Content Marketing Senior Manager Alodokter menyatakan bahwa polio merupakan sebuah penyakit saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, yang disebabkan oleh infeksi virus yang sangat menular.

"Penyebaran virus polio dapat terjadi melalui kontak langsung dengan tinja penderita polio, atau melalui konsumsi makanan dan minuman yang telah terkontaminasi virus polio," kata Abi, dikutip pada Genpi, Kamis (1/12/2022).

Oleh karena itu, orang tua perlu meningkatkan kewaspadaan dengan mengenali gejala dan cara pencegahannya agar anak tidak tertular. Polio non paralisis menimbulkan gejala seperti demam, sakit kepala, radang tenggorokan, muntah, otot terasa lemah, kaku di bagian leher dan punggung, serta nyeri dan mati rasa di bagian lengan atau tungkai.

Gejala tersebut dapat berlangsung selama 1-10 hari dan akan menghilang dengan sendirinya.

Sementara polio paralisis, gejala awalnya sama dengan gejala polio non paralisis. Kemudian ada gejala lain yang mengikuti seperti hilangnya refleks tubuh, ketegangan otot yang terasa nyeri, serta tungkai atau lengan yang terasa lemah.

"Janganlah menyepelekan pepatah yang sudah sering didengar, yakni mencegah lebih baik daripada mengobati. Dengan menepati jadwal imunisasi dasar yang sudah dicanangkan oleh pemerintah melalui program-program dari Kementerian Kesehatan, dan bisa mencegah bahkan mengakhiri penyebaran polio," kata Abi.

Selain itu, berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, vaksin polio oral (OPV) yang diteteskan ke mulut bayi dapat diberikan segera setelah lahir, kemudian saat usia 2, 3, 4, dan 18 bulan. Untuk memastikan kebutuhan imunisasi anak sesuai usianya, orang tua dapat mengunjungi puskesmas maupun posyandu di sekitar tempat tinggal.

Penting juga bagi orang tua untuk memantau tumbuh kembang anak. Jika anak menunjukkan gejala-gejala polio, maka segeralah untuk memeriksakannya ke dokter anak.

Lihat Sumber Artikel di GenPI

Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan GenPI. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.

Share Artikel:

Oleh: Sri Handari

Artikel Pilihan