Menu

Kemenkes Tetapkan Polio Sebagai KLB, Yuk Moms Kenali Gejala dan Penularannya, Jangan Anggap Sepele Ya!

02 Desember 2022 13:26 WIB

Ilustrasi vaksin polio. (iStockphoto)

HerStory, Jakarta —

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menetapkan kasus polio sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Penetapan kasus KLB Polio tersebut dilakukan setelah ditemukannya satu kasus Polio di Kabupaten Pidie, Aceh pada anak berusia 7 tahun.

Diketahui, anak tersebut belum menerima vaksinasi apapun sehingga Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) tak terpenuhi. Sebagai orang tua, Moms wajib tahu gejala apa saja yang bisa dialami penderita polio? Langsung aja cari tahu yuk Moms!

Gejala Polio

Melansir Kompas.com, Jumat (2/12/2022), gejala polio bervariasi, mulai dari ringan sampai berat. Bahkan pada kasus yang parah, infeksi virus polio bisa menyebabkan kelumpuhan dan kematian lho Moms. Berikut ini beberapa gejala polio ringan, seperti:

  • demam
  • perasaan lelah dan lemas
  • sakit kepala
  • mual dan muntah
  • kaku pada otot-otot

Jika virus mulai menyerang sistem saraf, hal tersebut bisa menyebabkan infeksi pada anak diikuti kelumpuhan fungsi otot-otot. Nah, perkembangan gejala kelumpuhan-kelumpuhan tersebut berlangsung selama 3-4 hari dengan gejala, meliputi:

  • nyeri otot yang sangat berat
  • kekakuan pada daerah leher dan tulang belakang dengan atau tanpa kelumpuhan
  • kesulitan menelan
  • kesulitan bernapas

Untuk mendiagnosa polio, perlu dilakukan pemeriksaan lengkap termasuk pengambilan swab dari tenggorokan Moms.

Selain itu, dokter juga akan mengambil sampel kotoran pasien untuk di tes. Kemudian jika diktemukan kelainan saraf, dokter akan melakukan tes pada cairan otak penderita.

Penularan Polio

Mengapa polio ditetapkan sebagai KLB? Perlu Moms pahami, jika virus polio bisa menyebar melalui makanan, air minum, dan tangan yang terkontaminasi kotoran maupun dahak atau air liur pasien.

Virus polio mulai menginfeksi manusi dengan masuk ke dalam mulut atau hidung kemudian virus tersebut akan berkembang biak di dalam tenggorokan dan saluran pencernaan. Virus tersebut bisa melemahkan saraf-saraf tubuh sehingga membuat penderita mengalami kelumpuhan.