Menu

Deforestasi Kian Mengancam, Sudah Saatnya Ganti Produk Tisu Jadi Lebih Ramah Lingkungan, Beauty!

15 Desember 2022 20:58 WIB

Stephannie Thian selaku founder Tisoo, brand tisu dengan bahan serat bambu yang ramah lingkungan (Noorma/HerStory)

HerStory, Jakarta —

Mungkin istilah deforestasi masih kurang familiar terdengar. Namun, faktanya kondisi ini sedang terjadi dan menjadi suatu isu lingkungan yang butuh perhatian.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 30 tahun 2009 tentang Tata Cara Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD), deforestasi merupakan perubahan secara permanen area hutan menjadi gak berhutan yang disebabkan oleh kegiatan manusia. Secara sederhana kondisi ini menggambarkan keadaan hutan yang kini gak ditumbuhi oleh pepohonan lagi.

Hilangnya lahan hutan ini disebabkan oleh bencana alam dan kegiatan manusia. Gak bisa dipungkiri bahwa ada banyak kegiatan yang membutuhkan pohon dan diolah menjadi suatu barang yang memiliki nilai.

Namun, mau sampai kapan fenomena ini berlangsung, Beauty? 

Kondisi inilah yang membuat TISOO selaku brand yang mengusung produk tisu yang terbuat dari serat bambu yang ramah lingkungan. Stephannie Thian selaku founder mengaku bahwa ia dan rekan kerjanya, William Christopher Jap, memiliki concern terhadap masalah lingkungan khususnya soal deforestasi. 

Gak dipungkiri tisu merupakan salah satu barang yang harus ada di rumah. Namun, penggunaannya cukup sekali pakai dan coba hitung berapa lembar tisu yang kamu pakai sehari, Beauty. Banyak, bukan?

Tisu merupakan produk yang terbuat dari serat kayu. Oleh karena itu, semakin banyak produksi tisu, maka semakin banyak pula pohon yang harus ditebang.

Menurut Stephannie bambu menjadi salah satu solusi untuk mencegah penebangan pohon secara masif. Pasalnya bambu memiliki sifat yang mudah tumbuh di lahan dan kondisi ekosistem apapun.

"Bambu cepat tumbuh, tidak perlu menanam ulang, bisa tumbuh di tanah bergelombang, dan merupakan daerah resapan air yang baik," ungkapnya saat ditemui di Tokopedia Tower, Jakarta (15/12/2022).

Bambu memiliki kemampuan regenerasi yang lebih tinggi dibandingkan jenis kayu pohon lainnya. Bambu juga menghasilkan produk yang lembut di kulit, kuat, tebal, gak berbahaya bagi kesehatan, anti bakteri dan fungi, hypoallergenic dan tetap punya daya serap tinggi. 

Stephannie menjelaskan walaupun ada perbedaan bahan dasar, kualitas TISOO dengan tisu sari serat kayu gak kalah saing, kok. Ia menjelaskan bahwa pengguna TISOO merasa nyaman dan terus setia menggunakan produk yang sustainable ini.

“Banyak juga kok konsumen kami yang pindah dari tisu biasa ke tisu bambu itu cocok dan terus pakai produk kami karena kualitasnya juga bagus,” terangnya.