Menu

Ngakunya Diperkosa, Kamaruddin Simanjuntak Beberkan Kelakuan Putri Candrawathi Malah Ajak Brigadir J ke Kamar Lakukan Ini: di Malam...

19 Desember 2022 03:00 WIB

Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi. (Istimewa/Edited by HerStory)

HerStory, Bogor —

Pengacara Brigadir Yoshua, Kamaruddin Simanjuntak nampak menepis soal pengakuan Putri Candrawathi terkait aksi pelecehan seksual yangterus digembar-gemborkan istri Ferdy Sambo itu. 

Seperti diketahui muncul dugaan motif pembunuhan Brigadir Yoshua alias Brigadir J dipicu aksi pelecehan sekaualnya pada Putri Candrya hingga akhirnya membuat Ferdy Sambo emosi sampai menghabisi nyawanya. 

Hal itu diungkapkan oleh Kamaruddin dalam acara Kontroversi Metro TV News dalam kanal youtube Metrotvenews, dikutip pada Senin, (19/12/2022).

Awalnya pengacara Putri Candrawathi, Febri Diansyah nampak menegaskan jika pelecehan seksual itu benar terjadi. 

“Satu keterangan saksi korban, yang kedua bukti surat hasil pemeriksaan psikologi forensik, yang ketiga keterangan ahli, dan yang keempat ada circumstansial evidence terkonfirmasi dua saksi, Kuat Ma’ruf dan Susi melihat kondisi Bu Putri pasca di luar kamar,” kata Febri.

“Tergeletak, setengah pingsan dan dalam keadaan yang berantakan,” lanjutnya.

Di sisi lain, Kamaruddin menyebut jika keterangan yang dilontarkan itu bukan bukti yang kuat untuk membuktikan adanya pelecehan seksual.

Kamaruddin nampak mengendus kejanggalan lantaran Putri masih tinggal di satu rumah yang sama dengan Brigadir Yoshua setelah aksi pelecehan seksual itu terjadi. 

“Tidak kuat, sangat lemah. Jadi ciri-ciri orang diperkosa pertama dia trauma, tetapi Putri Candrawathi hidup bersama dari tanggal 7 sampai tanggal 8 di Magelang tanpa ada laporan polisi tanpa ada tindakan Ferdy Sambo sebagai Kadiv Propam,” kata Kamaruddin.

Tak hanya itu, Putri Candrawathi bahkan masih memanggil Yoshua ke kamarnya setelah dugaan pelecehan seksual itu terjadi. Tak seharusnya korban pelecehan yang mengaku trauma melakukan hal tersebut. 

“Yang kedua, Putri Candrawathi masih mengundang Yosua ke kamar tidurnya. Bincang-bincang seperempat jam di malam antara tanggal 7 tanggal 8,” ujar Kamaruddin.

Putri dan Yosua juga masih melakukan komunikasi seperti biasa melalui pesan Whatsapp. Kamaruddin merasa ini tidak mungkin terjadi terhadap korban pelecehan seksual.

“Yang ketiga, Putri Candrawathi Whatsapp-whatsappan di mobil ketika pulang dari tanggal 8 ke Jakarta. Artinya tidak ada perempuan yang habis diperkosa masih Whatsapp-whatsappan dengan pria yang memperkosa, itu kegenitan namanya,” ungkap Kamaruddin.