Menu

4 Tanda Kamu Pacaran dengan Orang yang Narsis, Apakah Kamu Salah Satunya?

04 Desember 2020 11:20 WIB

ilustrasi pasangan yang terlalu erat memeluk pasangannya

HerStory, Bandung —

Kita pasti sudah tidak asing lagi dengan kata narsis. Ternyata, narsisme lebih dari sekadar ciri kepribadian, tetapi ini adalah gangguan yang dikenal sebagai Narcissistic Personality Disorder (NPD) dan perlu didiagnosis oleh seorang profesional. 

Dilansir dari hellogiggles, kabar baiknya adalah ada tanda-tanda narsisme bisa kamu kenali dalam diri orang di sekitarmu terutama pasangan. Yuk, simak selengkapnya untuk mengetahui apakah orang-orang terdekatmu punya gejala narsisme atau tidak.

1. Tidak Mau Meminta Maaf

Jika kamu merasa terus-menerus meminta maaf dalam suatu hubungan bahkan untuk hal-hal terkecil, pakar hubungan Lauren Peacock mengatakan bahwa pasanganmu bisa jadi seorang narsisis. 

“Jika pasangan Anda tidak pernah meminta maaf karena telah menyakiti perasaan Anda, melewatkan hari ulang tahun Anda, atau membuat kesalahan dalam hubungan, maka Anda mungkin berkencan dengan seorang narsisis,” jelasnya dikutip dari hellogiggles.

2. Terus Menerus Bicara tentang Diri Sendiri.

Menurut definisi, narsisme dicirikan oleh rasa harga diri yang meningkat. Dengan demikian, jika pasanganmu hanya berbicara tentang dirinya sendiri serta kebutuhan dan keinginannya, Peacock mengatakan kamu mungkin berkencan dengan seorang narsisis.

3. Suka Menjatuhkan

Ingat! Orang narsisis tidak tahan merasa kurang dan lemah di hadapan orang lain. Karena alasan ini, jika kamu memiliki pekerjaan, kehidupan sosial, atau fisik yang menarik, kemungkinan besar mereka akan mencoba menjatuhkanmu sehingga mereka bisa merasa tidak tersaingi.

 “Jika mereka sering menghina Anda, menggali, mengeluh, atau merendahkan Anda tentang penampilan fisik, ciri kepribadian, pilihan yang Anda buat, atau tujuan hidup Anda, maka Anda mungkin berkencan dengan seorang narsisis,” kata Peacock.

4. Membatasi Ruang Gerakmu

Orang yang narsis ingin selalu mencoba mendapatkan kuasa terhadap diri orang lain. Hal ini ia lakukan misalnya dengan membatasi ruang temu antara dirimu dan teman-teman bahkan keluargamu. Mereka juga biasanya mendominasi waktumu sehingga kamu masuk dalam lingkungan sosialnya.