Menu

Masalah Anak Kurang Gizi Harus Diperhatikan, Ini 5 Tips Memutus Rantai Stunting Balita di Indonesia, Catat Moms!

11 Januari 2023 17:45 WIB

Ilustrasi anak-anak yang memiliki masalah gizi (Shutterstock/Gary Yam)

HerStory, Jakarta —

Moms, kamu pasti kamu udah pernah mendengar istilah stunting, kan? Ya, stunting merupakan kondisi ketika tinggi badan anak lebih pendek daripada standar usianya akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang.

Kondisi ini bisa disebabkan oleh malnutrisi yang dialami ibu saat hamil atau anak pada masa pertumbuhannya.

Nah, dalam rangka menyemarakkan Hari Gizi Nasional pada setiap tahunnya yang jatuh pada tanggal 25 Januari, Unilever Indonesia melalui Royco mendukung pola makan sehat serta asupan gizi yang seimbang untuk melawan stunting di Indonesia. 

Dengan mengedepankan panduan Kementerian Kesehatan tentang porsi makan “Isi Piringku”, Royco berbagi menu sehat dengan gizi seimbang melalui Program Royco NutriMenu bagi keluarga Indonesia. 

Selain itu, komitmen Royco dibuktikan dengan inovasi produk yang telah hadir dengan garam beriodium untuk bantu tumbuh sesuai perkembangan anak, sekaligus mencegah terjadinya hidden hunger atau kelaparan tersembunyi.

Menurut Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Diana Felicia Suganda, M.Kes, Sp.GK., stunting merupakan salah satu permasalahan terbesar bagi perkembangan generasi muda Indonesia.

Dan menurutnya, orang tua, khususnya ibu memiliki peran besar karena dapat menentukan keseimbangan gizi dan kesehatan anak dan diri sendiri sedari remaja.

"Dengan kebiasaan gaya hidup dan pola makan yang seimbang, masyarakat Indonesia, khususnya anak dan ibu, dapat terbebaskan dari siklus rantai stunting," kata dr. Diana , dalam keterangan resminya yang diterima HerStory, dikutip Rabu (11/1/2023).

Nah Moms, dr. Diana juga membagikan beberapa tips trekait dengan cara memutuskan rantai stunting balita di Indonesia. Yuk, simak baik-baik, Moms!

1. Pola makan ibu adalah pola makan anak

Stunting dapat terjadi sejak dalam kandungan. Meski stunting bukan berasal dari permasalahan genetik, wanita ndonesia perlu memperhatikan pola makan sehat dengan asupan gizi yang cukup untuk menjaga kesehatan dirinya sendiri, bahkan dari mulai beranjak remaja dan sebelum menikah.

Untuk membantu menanam pola makan sehat di dalam rumah tangga, kata dr. Diana, wanita memiliki peran penting dalam menjaga kebiasaan pola makan sehat dengan konsumsi makanan berserat, memakan sayur dan buah dan minum air putih.

2. Gizi gak seimbang tingkatkan risiko kesehatan pada bumil dan janin.

Selain berisiko bagi anak, asupan gizi yang enggak seimbang juga akan memengaruhi kesehatan ibu hamil, mulai dari anemia, sembelit, hipertensi, diabetes gestational, dan hiperemesis gravidarum atau mual dan muntah berlebih, sehingga dapat mempersulit masa kehamilan ibu. 

Dikatakan dr. Diana, wanita yang stunting, kelak berisiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) yang memiliki risiko tinggi kondisi stunting.

Makanya, penting bagi ibu hamil untuk menerapkan prinsip gizi seimbang dengan memenuhi asupan energi dan protein, asam lemak dan asam folat, serat, zat besi, serta vitamin dan mineral. 

3. Jangan lupa bumil, pola asuh terbaik bagi anak mulai dari masa kehamilan hingga 1000 hari pertama kehidupan

Data Studi Kasus Gizi Indonesia telah menunjukkan bahwa dari 34 Provinsi di Indonesia, hanya 1 provinsi sudah termasuk dalam kategori gizi baik. 

Untuk mencapai perbaikan gizi anak di seluruh Indonesia, perlu diperhatikan masa kritis perkembangan anak, salah satunya adalah dalam 1000 hari pertama kehidupannya (HPK), yang dimulai dari 270 hari masa kehamilan sampai dengan anak berusia 2 tahun atau 730 hari.

Meskipun kondisi stunting enggak bisa diubah, stunting masih dapat dicegah demi menciptakan masa depan generasi muda yang lebih baik.

4. Bingung mencari informasi? Jangan ragu tanya ke dokter gizi!

Nah Moms, dengan konsultasi kepada dokter gizi serta dokter anak, orang tua dapat terus memantau kebutuhan gizi anak dan mencegah stunting terjadi pada anak.

Pada masa kritis 1000 HPK, anak yang mengalami stunting lebih awal yaitu sebelum usia enam bulan, akan mengalami stunting lebih berat menjelang usia dua tahun. 

Jika enggak ditangani, maka kondisi stunting di anak usia lima tahun akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan usia dini berlanjut pada masa remaja serta mempengaruhi potensi kesuksesan di masa mendatang.

5. Terapkan Isi Piringku untuk mendukung gaya hidup sehat mulai dari rumah

Tips selanjutnya, jangan lupa terapkan konsep 'Isi Piringku' setiap akan menyajikan makanan di rumah, ya Moms.

Dengan panduan Isi Piringku, orang tua dapat mengambil peran aktif untuk menjaga gaya hidup sehat bagi anak dan keluarga, mulai dari isi piring yang seimbang hingga mengonsumsi air putih yang cukup dan olahraga setiap hari.

Nah, itulah beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan generasi Indonesia di masa depan. Yuk, lakukan sekarang juga, Moms!