Menu

Nah Lho... Disebut Selingkuhan Brigadir J, Putri Candrawathi Justru 'Pelaku' Eksploitasi Seksual ke Ajudannya: Demi Penuhi Nafsu Bejat

25 Januari 2023 17:00 WIB

Putri Candrawathi (Instagram/@lambenyinyir_official)

HerStory, Bogor —

Dugaan Putri Candrawathi berselingkuh dengan Brigadir J membuat ahli psikologi forensik, Reza indragiri mengkritisi tuntutan jaksa tersebut. Ia mengaku selama ini mengikuti persidangannya, namun baru kali ini ada seorang jaksa yang justru menyanggah ahli yang didatangkannya dan membuat kesimpulan berbeda terkait Putri Candrawathi. 

Ahli yang dimaksud adalah ahli forensik yang memberikan penjelasan bahwa ada indikasi kekerasan seksual yang dilakukan Brigadir J pada Putri Candrawathi. 

"Tapi justru jaksa mengatakan bahwa tidak ada yang namanya kekerasan seksual, tidak ada pelecehan, tidak ada pemerkosaan yang ada justru perselingkuhan," kata Reza.

Menurutnya, hal itu menjadi unik. Sebab, baru kali ini dalam persidangan ada JPU yang justru membantah keterangan dari ahlinya sendiri. 

Lazimnya, jaksa dengan ahli yang didatangkan biasanya sepakat dengan strategi jaksa dan memang itu yang harus ditopang oleh ahlinya.

Reza pun mengaku tak setuju dengan kesimpulan jaksa yang menyebut bahwa Brigadir J dan Putri Candrawati berselingkuh. 

Dalam dunia psikologi, berselingkuh berarti munculnya sebuah relasi seksual yang kedua pihaknya sama-sama setuju.

"Saya tidak bisa membayangkan bahwa antara Yosua dan Putri memiliki kedudukan yang setara, yang memungkinkan bagi adanya relasi seksual setuju setuju semacam itu," ujar Reza menanggapi.

Reza memandang bahwa relasi yang terjalin antara Brigadir J dan Putri Candrawati dari awal selalu dilihatnya sebagai suatu relasi yang timpang, di mana justru Brigadir J lebih memungkinkan untuk menjadi korban kekerasan seksual.

"Karena kalau dilihat dari teori relasi kuasa yang notabene teori favoritnya Komnas Perempuan, maka bisa kita pahami bahwa kekerasan seksual terjadi dilakukan oleh pihak yang berkuasa terhadap pihak yang dikuasai," jelas Reza.

Jika memang benar seperti itu, Reza menilai kekerasan seksual seharusnya berlangsung di Jakarta dan di Magelang. Daripada diposisikan menjadi pelaku, Brigadir J lebih besar berkemungkinan menjadi korban. 

"Dia diposisikan sebagai korban karena dia tidak punya kuasa, dia lemah, itulah situasi ideal bagi terjadinya kekerasan seksual terhadap Yosua," kata Reza.

Apalagi jika mengingat bahwa Brigadir telah memiliki calon istri yang jika dilihat secara umum lebih menarik daripada Putri Candrawathi. Ia juga bahkan dikabarkan telah membangun karier yang lebih tinggi lagi di kepolisian. 

"Dengan dua hal itu saja, semakin sulit bagi saya untuk membayangkan Yosua yang sedang punya cita-cita besar, punya agenda hidup yang besar, justru melakukan blunder dengan main gila dengan istri komandannya," kata Reza mengungkapkan pendapatnya.

"Yosua kemungkinan besar adalah korbannya, maka kemungkinannya adalah Yosua ini boleh jadi korban pelecehan seksual atau korban pemerkosaan atau korban eksploitasi seksual, pemanfaatan seksual secara terus-menerus untuk memenuhi nafsu bejat pihak lain," sambung Reza.