Menu

Moms, Kenali Penyebab Stunting Agar Si Kecil Tumbuh Sempurna dan Sehat!

12 Februari 2023 14:30 WIB

Ilustrasi anak-anak yang memiliki masalah gizi (Shutterstock/Gary Yam)

HerStory, Depok —

Belakangan ini kasus stunting ramai jadi perbincangan usai Gita Savitri menyinggung masalah ini di media sosialnya. Mungkin, beberapa Moms masih belum paham mengenai masalah sunting.

Tumbuh kembang anak rupanya terganggu akibat menurunnya cakupan imunisasi rutin selama pandemi. Terlebih pandemi Covid-19 terjadi selama hampir 2,5 tahun.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mencatat ada sekitar 1,7 juta anak Indonesia yang belum menerima imunisasi dasar lengkap selama periode 2019-2021. Stunting menjadi salah satu penyakit malnutrisi paling lazim yang terjadi pada anak.

Kasus ini semakin sering dan umum terjadi karenanya kurangnya kesadaran akan kebutuhan nutrisi dan kondisi kesehatan anak. Menurut IDAI, stunting pada anak adalah perawakan pendek yang merupakan gangguan pertumbuhan yang sebagian besar disebabkan karena masalah nutrisi.

Secara sederhana stunting dapat dikatakan sebagai pengerdilan. Hal ini merujuk pada kondisi gagal pertumbuhan pada anak yang menyebabkan mereka tak memiliki tubuh proporsional sebagaimana mestinya.

Anak yang terkena stunting biasanya memiliki tubuh badan yang pendek dan kemampuan otak yang sedikit terbelakang. Penyebab utama dari penyakit ini adalah kurangnya asupan gizi penting dalam waktu yang cukup lama.

Menurut beberapa penelitian, kasus stunting seringkali terjadi di masyarakat tanpa disadari. Hal ini utamanya terjadi pada komunitas yang orang tuanya kurang menyadari stunting pada anak dan pentingnya melakukan kontrol rutin terhadap perkembangan anak.

Secara kasat mata, anak yang terkena kondisi stunting tak terlalu dapat dibedakan dengan kebanyakan anak-anak lainnya. Orang tua yang tak memahami ciri-ciri stunting pada anak, seringnya tak bisa membedakan pertumbuhan anak yang terlambat dengan anak yang terkena stunting.

Menurut World Health Organization (WHO), stunting merupakan penyakit dari hasil interaksi kompleks yang ada dalam rumah tangga, lingkungan, aspek sosio ekonomi, hingga pengaruh budaya.

Berdasar kesepakatan internasional, anak dinilai terhambat pertumbuhannya apabila tinggi badan mereka di bawah 2 standar deviasi dari standar median pertumbuhan anak dibanding dengan rata-rata anak seumuran dan sejenis kelamin.

Anak dikatakan mengidap stunting akut apabila mereka berada di bawah 3 standar deviasi dari tolak ukur di atas. Saat ini, Indonesia menduduki peringkat tertinggi penderita kondisi stunting di Asia Tenggara dan kelima di dunia.

Moms, yuk kenali dampak stunting pada buah hati sebagai berikut:

1. Kurangnya asupan gizi pada buah hati

Kurangnya asupan gizi yang baik bisa berdampak pada kurangnya asupan energi sehingga menghambat perkembangan otak mereka. Hal ini tentu akan memengaruhi kecerdasan otak mereka yang ditunjukkan dengan kesulitan belajar dan menyerap informasi.

Beberapa kasus menunjukkan keterlambatan perkembangan sejak kecil, misalnya belajar merangkak di waktu yang lebih lambat dibandingkan bayi lain pada umumnya.

2. Membuat si Kecil mudah terserang penyakit

Anak yang mengidap stunting umumnya memiliki sistem imun yang lebih jelek, gampang terserang penyakit mulai dari pneumonia, diare, meningitis, tuberkulosis hingga hepatitis.

3. Mempunyai postur tubuh kecil ketika dewasa

Risiko terserang penyakit kronis lebih tinggi pada usia dewasa. Studi menunjukkan penderita stunting memiliki relasi dengan tekanan darah tinggi, disfungsi ginjal, dan metabolisme glukosa yang buruk.

4. Menyebabkan kematian pada usia dini

Hal ini tentunya berkaitan dengan bagaimana stunting berdampak pada imunitas dan risiko terserang penyakit kronis.

Anak yang yang terkena stunting identik dengan malnutrisi yang jika berlangsung secara terus-menerus dalam waktu yang lama tidak menghindari risiko kemungkinan berujung pada kematian pada usia dini.

Setelah mengetahui stunting pada anak, inilah beberapa faktor utama yang menjadi penyebab stunting pada anak yang wajib Ibu ketahui:

1. Ibu kurang mengkonsumsi makanan dan minuman bergizi selama hamil dan menyusui.

Misalnya, kekurangan nutrisi yang mengandung Protein, Asam Folat, Kalsium, Zat Besi, Omega 3, dan Serat.

2. Buah hati tidak mendapat ASI eksklusif serta kualitas MPASI-nya tidak mencukupi kebutuhan si Kecil ketika berusia 6 bulan ke atas.

3. Lingkungan yang kotor dan tidak sehat. Misalnya, kekurangan air bersih dan tidak mempunyai saluran pembuangan limbah mandi, mencuci, atau membuang kotoran yang baik.

Akibatnya, si Kecil, terutama saat berusia kurang dari 2 tahun, lebih rawan terkena infeksi maupun bermacam penyakit. Kurangnya fasilitas kesehatan untuk ibu dan anak dari masa kehamilan hingga kelahiran dan pertumbuhan. Kurangnya stimulasi psikososial melalui hubungan orang tua-anak semasa perkembangan anak.