Menu

Punya Peran Ganda, Ini Curhatan Caca Tengker yang Kerap Kesulitan Menjadi Ibu Meski Dirinya Seorang Psikolog, Seperti Apa?

08 Maret 2023 19:06 WIB

Caca Tengker bersama sang anak Sawa. (Instagram:@cacatengker/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Moms, apapun latar belakang seorang wanita, mereka perlu belajar terus-menerus untuk menjadi ibu yang baik. Seperti halnya yang dialami Psikolog Klinis, Caca Tengker

Meski berprofesi sebagai psikolog, ia kerap merasa tak mudah saat harus melewati masa-masa menjadi seorang ibu. Bahkan, tak jarang adik dari Nagita Slavina itu marah dengan sang anak saat ada kondisi yang tak ia inginkan. 

“Aku sebagai psikolog pasti bisa untuk memahami anak, tapi bukan berarti 100 persen aku bisa seperti itu. Aku juga punya aktivitas lain selain merawat anak, aku juga bekerja dan masalah lainnya. Saat aku marah sama anak, aku coba memahami, yang salah apakah ada yang salah dari anak atau akunya yang bermasalah, itu gak mudah,” ungkap Caca saat ditemui HerStory, di Bale Nusa, Jakarta, Rabu (8/3/2023). 

Memiliki dua anak perempuan, yakni Ansaira Maisadipta dan Aruni Damina Tamin, Caca mengaku sering lelah menjadi orang tua. Namun, ia menyadari proses pembelajaran tak hanya buku atau sekolah tapi juga dari anak. 

“Jadi ternyata, biasanya kalau marah sama anak, itu ternyata akunya lagi capek, akunya lagi gak bisa merespons sesuatu. Jadi malah melampiaskan ke anak, itu gak adil. Cuma balik lagi, kita itu manusia, psikolog hanya sebagai profesi, tapi aku akan terus belajar menjadi seorang ibu yang baik,” ujar Caca. 

Dalam kondisi tersebut, Caca juga tak jarang merasa bersalah. Sebab menurutnya, seharusnya sebagai psikolog ia tak perlu bersikap marah kepada si kecil. 

“Di sisi lain aku juga tahu aku seorang psikolog dan belajar tentang psikologi anak. Saat aku memarahi anak, aku cenderung menyalahkan diri. Kan aku psikolog, kenapa harus melakukan kesalahan itu (memarahi anak),” tuturnya. 

Kendati demikian, Caca tak hanya berfokus untuk menyalahkan diri sendiri. Ia justru menjadikan kesalahan sebagai cara memperbaiki diri agar menjadi ibu yang lebih baik bagi anak-anaknya. 

“Ketika aku salah, itu membuka aku untuk belajar memperbaikinya daripada merasa bersalahnya. Suatu hari aku berharap anak aku bisa sadar, tak masalah untuk salah tapi kemudian apa yang harus dilakukan, memperbaikinya agar kita bisa menjadi lebih baik,” imbuh Caca. 

Menurut Caca, sebagai role model anak, seorang ibu harus mencontohkan, tak apa untuk terus belajar dari kesalahan. 

“Jadi aku gak ingin anak aku saat merasa bersalah meraka punya rasa ‘oh kalau salah harus merasa salah terus ya, aku gak boleh salah ya’. Nah aku pengen anak aku mengetahui kita semua manusia, bukan wonder woman,” tutupnya. 

Share Artikel:

Oleh: Ummu Hani

Artikel Pilihan