Menu

Mitos Atau Fakta, Keramas Tiap Hari Bikin Rambut Rontok? Cek Penjelasan Dokter Ahli Ini Beauty!

15 Maret 2023 11:05 WIB

Ilustrasi orang keramas

HerStory, Jakarta —

Beauty, wanita dan rambut rontok adalah dua hal yang tak terpisahkan. Rambut rontok saat disisir dan habis keramas merupakan hal yang wajar, asal tidak lebih dari 100 helai per hari.

Apakah, kamu pernah mendengar bahwa keramas setiap hari bisa menyebabkan rambut rontok?

Para ahli memang menyarankan, sebaiknya keramas dua hari sekali idealnya. Namun, kita masih diperbolehkan keramas setiap hari asalkan dengan cara yang benar.

"Keramas idealnya dilakukan dua hari sekali. Namun, tidak masalah jika harus dilakukan tiap hari dengan cara yang tepat agar rambut tidak mudah rontok," jelas dr. Firman Parrol, Sp.D.V.E Dokter Bamed.

Lantas bagaimana cara keramas yang benar?

Pertama, pakailah sampo berbahan lembut, jika sampo dalam bentuk cair, maka busakan terlebih dulu sebelum mengaplikasikan ke rambut dan kulit kepala.

Kedua, sesudah memakai sampo, tambahkan conditioner untuk melindungi permukaan rambut. Ketiga, perhatikan cara mengeringkannya. dr. Parrol mengingatkan, kebiasaan menggunakan pengering rambut dapat membuat rambut menjadi rapuh.


Jadi,  saat menggunakan alat pengering, pastikan suhu yang digunakan adalah seminimal mungkin atau membuatnya hanya mengeluarkan angin tanpa panas jika memungkinkan. 

“Pengering rambut dengan suhunya yang panas dapat membuat rambut menjadi kering, sehingga rapuh,” tambah dr. Parrol.

Keempat, rambut yang basah tidak boleh digosok-gosok dengan handuk untuk mengeringkannya. Penggunaan handuk yang benar untuk membuat rambut menjadi kering adalah dengan menggulungnya di bagian rambut.

Sementara itu, Dokter Spesialis Kulit & Kelamin Bamed, dr. Mohammad Yoga Adi Waskito, mengatakan, terdapat banyak jenis kelainan rambut yang dapat dialami seseorang.

Kerontokan merupakan salah satu masalah yang paling sering dialami. Rambut rontok yang berlebih dapat menyebabkan kebotakan (Alopesia).

Kebotakan akibat pengaruh hormonal atau disebut Alopesia Androgenetika (AGA) terjadi pada hampir 50 persen penduduk dunia. Sementara itu, Alopesia Areata (AA) terjadi pada 2,11 persen penduduk dunia.

Di Indonesia, lima permasalahan rambut terbanyak adalah Alopesia Areata (50 persen), Alopesia Androgenetika (31,2 persen), Telogen Effluvium (14 perden), Alopesia Sikatrisial (3,1 persen), dan Trikotilomania (1,6 persen).

Share Artikel:

Oleh: Nailul Iffah