Menu

Kanker Serviks Jadi Penyebab Kematian Tertinggi Wanita, Yuk Pahami Cara Pencegahannya...

12 April 2023 08:40 WIB

Ilustrasi seorang dokter sedang menjelaskan mengenai kanker serviks. (Pinterest/Freepik)

HerStory, Jakarta —

Beauty, kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV) diketahui menjadi penyebab kematian wanita kedua terbanyak di Indonesia setelah kanker payudara. 

Penyakit yang satu ini termasuk sebagai penyakit yang slow-growing dan gejalanya baru muncuk ketika kanker sudah memasuki stadium dua atau lebih.

Penularan infeksi HPV dapat terjadi melalui aktivitas seksual. Risiko penularan menjadi meningkat jika seorang wanita sering berganti-ganti pasangan seksual, memiliki kebiasaan merokok, serta terinfeksi HIV/AIDS atau penyakit kelamin lainnya, atau memiliki kondisi gangguan sistem imun. 

Lantas, bagaimana cara mencegah kanker serviks?

Nah, karena infeksi awal HPV ini bisa tanpa gejala, maka pencegahan sangat penting untuk dilakukan. Yuk, intip cara pencegahannya berikut ini!

Pencegahan primer

"Pencegahan primer dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi terhadap infeksi HPV.  Vaksinasi dapat mencegah infeksi HPV penyebab kanker berkembang menjadi kanker serviks invasif," kata Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi dr. Andry, Sp. O. G, FMIGS, FEGRF dalam keterangannya yang dikutip HerStory, Rabu (12/4/2023).

Dalam data terbaru, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) kini merekomendasikan dosis vaksinasi HPV sebagai berikut:

  • Dua dosis untuk anak perempuan berusia 9-14 tahun
  • Tiga dosis untuk wanita dewasa di atas 18 tahun

Manfaat vaksin ini secara maksimal dapat diperoleh apabila seseorang belum pernah melakukan hubungan seksual. Namun, bagi wanita yang sudah menikah atau pernah berhubungan seksual, vaksin ini juga bermanfaat karena belum tentu seseorang tersebut pernah terpapar oleh virus HPV dengan strain yang dapat dicegah oleh vaksin. 

Hanya saja, bagi wanita yang sudah aktif secara seksual, sebelum mendapatkan vaksin, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis obstetri dan kebidanan, serta melakukan screening organ kewanitaan terlebih dahulu.

Apalagi kini telah tersedia vaksin HPV terbaru yang mampu memproteksi tubuh lebih banyak strain virus HPV yang diketahui dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti kutil kelamin hingga kanker serviks. 

Bagi seseorang yang aktif secara seksual dan telah menerima vaksin, tetap perlu melakukan screening rutin karena sebanyak 30 persen kasus kanker serviks disebabkan oleh strain HPV yang gak bisa dicegah oleh vaksin tersebut.

Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder kanker serviks meliputi tindakan screening. Screening dapat mendeteksi keberadaan dari sel-sel abnormal, lesi pra-kanker, dan kanker serviks. Namun, screening tidak dapat mencegah terjadinya infeksi HPV. 

"Deteksi dini sangat penting untuk dilakukan karena kanker serviks stadium awal gak bergejala. Jika kanker serviks telah terdeteksi dini, maka kemungkinan bisa ditangani dengan tuntas dan tingkat kesembuhannya akan sangat tinggi," ungkap dr. Andry.

Saat ini, terdapat beberapa tes yang bisa dilakukan untuk mendeteksi lesi pra-kanker:

  1. Tes Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA): IVA merupakan metode pemeriksaan yang paling mudah, murah, dan mampu laksana di Indonesia. Mulut rahim dibalur dengan asam cuka (25 persen) kemudian reaksi yang terjadi dianalisis
  2. Papsmear: Tes ini dilakukan dengan pengambilan contoh sel-sel yang dilepaskan (eksfoliasi) dari lapisan epitel serviks, yang akan tampak tidak normal jika terjadi perubahan karena infeksi HPV, lesi pra-kanker, atau kanker, jika diperiksa di laboratorium. Ada dua jenis papsmear, yaitu konvensional (tingkat akurasi 50 – 70 persen) dan Thinprep (tingkat akurasi 80 persen). 
  3. Tes DNA HPV: Pemeriksaan molekuler ini memiliki tingkat akurasi hingga 99 persen. Tes ini dapat mendeteksi kemungkinan timbulnya lesi pra-kanker meski belum terjadi perubahan pada sel
  4. Kolposkopi: Pemeriksaan ini menggunakan alat yang dilengkapi lensa pembesar untuk mengamati bagian yang terinfeksi. Jika memang ditemukan ada jaringan yang terinfeksi, biopsi terarah (pengambilan sejumlah kecil jaringan tubuh) dapat dilakukan dengan alat ini

Meningkatkan akses ke vaksinasi, pemberian edukasi, dan screening berkala merupakan langkah preventif yang sangat signifikan dalam mengurangi jumlah kasus dan angka kematian kanker serviks. Jadi, jangan tunda lagi, segera lakukan vaksinasi HPV untuk cegah kanker serviks.

Itulah beberapa cara mencegah kanker serviks. Semoga bermanfaat, ya!

Share Artikel:

Oleh: Tasha Rainita

Artikel Pilihan