Tubuh kita setiap harinya memproses makanan dan minuman yang kita konsumsi. Semua makanan dan minuman yang kita makan tentunya ada sisa yang kemudian kita sebut dengan buang air. Tubuh kita mengeluarkan sisa makanan dalam tiga bentuk yaitu padat, cair, dan gas. Untuk kotoran yang berbentuk padat dan cair kita wajib membuangnya di tempat khusus seperti toilet. Tapi untuk yang berbentuk gas, kita enggak perlu ruangan khusus untuk membuangnya karena berbentuk gas dan enggak terlihat.

Namun meskipun begitu, zat sisa berbentuk gas yang biasa kita sebut kentut ini tetap harus diperhatikan ya Beauty. Karena membuang gas juga perlu etika tersendiri. Jangan sampai kita membuang gas secara terang-terangan di depan orang atau saat acara penting. Tapi Beauty penasaran enggak sih ada satu hal yang unik dari kentut. Kita semua seperti punya rumus sendiri. Kalau kentut cenderung enggak bersuara, biasanya ada bau enggak sedap yang mengiringi. Tapi kalau kentut bersuara, biasanya enggak ada bau yang terium.

Munculnya suara kentut biasanya disebabkan karena adanya getaran saat gas dari perut dikeluarkan dari dubur. Ternyata, suara ini ditentukan oleh kecepatan gas saat akan dikeluarkan. Jadi, sebenarnya kita bisa mengontrol suara dari kentut ini. Kalau kita mengeluarkannya perlahan, maka bunyi akan jauh berkurang atau bahkan enggak berbunyi sama sekali. Nah tapi pasti ada keadaan dimana gas dalam perut sudah terlalu banyak dan harus dikeluarkan. Pastikan jika terjadi ini Beauty mengeluarkannya enggak di depan umum ya.

Selain faktor bunyi, ada juga faktor bau. Kentut yang berbau ternyata sangat bergantung pada kotoran lain di usus besar lho. Terkadang di usus kita masih ada kotoran yang juga akan dikeluarkan oleh tubuh. Akibatnya, kotoran tersebut menghambat dan tercampur dengan kentut sehingga menghasilkan bau busuk dan dikeluarkan secara perlahan. Tapi, kalau di usus kita sedang enggak ada kotoran, kentut akan keluar lebih lancar, cepat, dan enggak berbau. Selain itu, beberapa makanan juga bisa bikin kentut kita semakin bau seperti kembang kol, bawang, produk susu, dan minuman bersoda.