Menu

Berawal dari Rasa Cinta Alam, Intip Perjalanan Dian Kurniawati Membangun Tridi Oasis!

19 Mei 2023 11:05 WIB

Dian Kurniawati selaku Founder Tridi Oasis (Dok. Istimewa/Edited by HerStory)

HerStory, Depok —

Rasa cinta terhadap alam menjadi salah satu hal yang membangun perjalanan bisnis Dian Kurniawati. Perjalanan yang dimulai pada tahun 2016 ini kini menjadi salah satu langkah baik yang mampu memberikan dampak positif bagi lingkungan dan sosial.

Ia memegang prinsip soal membangun bisnis yang harus memiliki dampak bagi lingkungan. Hingga pada akhirnya, Dian memutuskan untuk fokus pada permasalahan sampah yang ada di Indonesia.

Waktu itu punya interest untuk set up new bisnis yang berdampak pada lingkungan. Jadi waktu itu saya research kira-kira sampah di Indonesia bisa diapakan. Nah, jumlah sampah di Indonesia yang paling berbahaya itu adalah plastik,” ungkap Dian kepada HerStory.

Dari sinilah Tridi Oasis mulai terbentuk dengan tujuan mengubah masalah sampah menjadi kesempatan baru yang menguntungkan. 

Misi kita untuk mengubah masalah sampah plastik menjadi sebuah opportunity lewat recycling atau daur ulang sampah plastik menjadi bahan baku baru yang bisa digunakan oleh industri untuk membuat material baru lagi,”

Bisnis daur ulang sampah plastik ini dimulai dengan adanya kerja saja dan Tridi Oasis mendapatkan modal ventura lokal pada akhir tahun 2016 lalu. Tahun selanjutnya, mulailah Dian untuk set up pabrik, mesin, dan perlengkapan lainnya yang dibutuhkan untuk mendaur ulang sampah.

Di tahun 2017 itulah operasional Tridi Oasis dimulai. Bisnis yang dimulai dari kegemarannya akan alam ini kini berkembang khususnya dalam mengatasi permasalahan sampah yang hingga kini masih menjadi sorotan.

Gak hanya baik bagi lingkungan, Trisi Oasis nyatanya membawa pengaruh positif bagi masyarakat sosial. Ada banyak lapisan masyarakat yang ikut terbantu berkat adanya Tridi Oasis.

Pas nyoba saya sadar bahwa dampaknya bukan cuma lingkungan tapi cuma dampak sosial yang mana masalah sampah ini critical.  Kita harus terlibat sama pemulung, pengepul, ibu-ibu, bank sampah, banyak dampak sosial yang tercipta,” terang Dian.

Kita bisa membantu lapisan masyarakat lain dan meningkatkan kesadaran akan masalah sampah,” lanjutnya.

Menariknya, Tridi Oasis gak hanya fokus pada sampah dengan nilai tinggi, seperti botol plastik. Dian melihat bahwa ada masalah lain yang kurang mendapatkan perhatian yaitu permasalahan sampah yang low value seperti sachet atau plastik multi lapis (MLP).

Menurut Dian, sampah sachet sering kali terbuang sia-sia karena bingung bagaimana cara mendaur ulangnya. Oleh karena itu, Tridi Oasis didukung oleh DBS Foundation berhasil memberikan terobosan baru dalam mengatasi permasalahan sampah low value ini.

Kenapa Tridi Oasis ingin mengolah sampah low value?

Sampah low value biasanya gak memiliki nilai jual. Jadi, biasanya sampah jenis ini gak akan diolah bahkan dibuang secara sembarangan.

Biasanya sampah ini gak diambil pemulung jadi biasanya cuma dibakar yang mana dampak ya buruk. Akhirnya mereka tahu sampahnya bisa diambil,” terang Dian mengenai manfaat kehadiran Tridi Oasis di kalangan masyarakat.

Sejak adanya program pengolahan sampah low value oleh Tridi Oasis, masyarakat sekitar pabrik tepatnya di daerah Tangerang mulai mengumpulkan sampah jenis ini. Dian mengatakan bahwa antusiasme masyarakat cukup tinggi meski pihak Tridi Oasis hanya memberikan bantuan sembako kepada mereka yang sudah mengumpulkan sampah.

Mereka tahu dampaknya buruk akhirnya dikumpul dan diolah oleh Tridi. Biasanya sampah jenis ini ada di selokan karena gak buang sampah pada tempatnya. Nah, karena ada tempat sampah khusus ini, jadi selokan lebih bersih dan gak ada sumbatan,” ungkapnya.

Berawal dari proposal, Tridi Oasis berhasil mewujudkan studi kelayakan, riset, hingga menyelesaikan penelitian dan pengembangan produk berkat adanya dana hibah dari DBS Foundation Social Enterprise (SE). 

Untuk yang low value kita kelola sendiri bersama project DBS Foundation untuk menciptakan prototype pallet yang sekarang dalam masa trial (percobaan). Kalau oke secara visibility, feedback bagus, secara financial masuk, lingkungan dan proses produksi oke maka itu bisa menjadi business plan lain kita,” jelas Dian.

Meski masih dalam masa percobaan, kini Dian berhasil menghadirkan solusi baru untuk mengatasi sampah MLP yang banyak terbuang. Dengan begitu, masalah sampah mulai bergerak ke arah positif dan solusinya kian mekar.

Kita mau ubah permasalahan sampah jadi sebuah opportunity baru terutama menciptakan ekonomi baru. Kita masuk dari sampah plastik botol tapi ternyata banyak masalah dari sampah low value tadi. Jadi kita nyari tahu gimana cara menyelesaikan masalah ini,” tandasnya.