Menu

Yuk Mulai Sadari! Atasi Masalah Sampah Bersama dengan Lakukan 2 Tahapan Penting Ini, Simak Baik-baik Beauty...

06 Juni 2023 09:00 WIB

Maya Tamimi, selaku Head of Division Environment & Sustainability Unilever Indonesia (Foto/Unilever Indonesia)

HerStory, Jakarta —

Beauty, bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023, Unilever Indonesia menggencarkan penyuaraan tentang pentingnya kolaborasi dalam mendorong tahapan pengumpulan dan pemrosesan sampah plastik sebagai kunci penting untuk bertransisi ke ekonomi sirkular.

Dialog lintas sektor tersebut dihadiri oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Tempo Media, Pakar Lingkungan Hidup serta Penggerak Lingkungan, yang mengangkat. 

Salah satu yang disampaikan oleh Unilever Indonesia adalah keberhasilan mengumpulkan dan memproses lebih banyak plastik daripada yang digunakan untuk menjual produk, yaitu sebanyak 62.360 ton plastik sepanjang tahun 2022.

Tahun ini, Hari Lingkungan Hidup Sedunia mengangkat tema krisis polusi sampah plastik yang sedang dihadapi masyarakat dunia.

Isu ini menjadi perhatian karena secara global manusia memproduksi lebih dari 430 juta ton plastik setiap tahunnya; dua pertiganya berumur pendek dan dengan cepat menjadi limbah, mencemari lingkungan dan bahkan masuk ke dalam rantai makanan manusia.

Di Indonesia, dari 19,45 juta ton timbulan sampah pada 2022, 18,4%-nya adalah sampah plastik (3,6 juta ton). Sementara, hanya 9% sampah plastik yang bisa didaur ulang, sisanya 12% dibakar dan 79rakhir di TPA dan mencemari lingkungan. 

Konsep ekonomi sirkular dipercaya bisa menjadi solusi untuk memerangi polusi sampah plastik secara berkelanjutan. Gak hanya memiliki nilai tambah bagi lingkungan, pendekatan ini juga memberi dampak pada perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. 

Dalam penerapan ekonomi sirkular, tahapan pengumpulan dan pemrosesan sampah plastik memainkan peranan yang sangat penting.

Pengumpulan

Selain menjadi bagian penting dari siklus pengelolaan sampah plastik, tahap pengumpulan juga menjadi salah satu tantangan terbesar dalam siklus daur ulang kemasan plastik pasca-konsumsi.

Diperlukan kerja sama multi pihak, mulai dari produsen, konsumen hingga seluruh elemen masyarakat lainnya untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas titik-titik pengumpulan sampah daur ulang di Indonesia

Pemrosesan

Upaya pemrosesan bisa digalakkan dengan berbagai cara, salah satunya dengan mengedepankan 3R (Reuse, Reduce, Recycle).

Di akhir masa hidupnya sekalipun, plastik tetap bisa menjadi sumber daya yang bernilai ekonomi, misalnya untuk diubah menjadi bahan baku baru atau sumber energi

Dalam upaya pengumpulan dan pemrosesan sampah plastik, kepedulian dan keterlibatan dari seluruh pihak dan semua lapisan masyarakat sangat dibutuhkan agar plastik dapat hidup berdampingan dengan masyarakat sesuai dengan fungsi dan nilai ekonominya. 

“Percaya bahwa plastik memiliki tempat tersendiri di dalam rantai ekonomi, tetapi tidak di lingkungan kita. Unilever Indonesia memiliki komitmen kuat untuk membangun planet yang lebih lestari, sejalan dengan pilar di strategi global ‘The Unilever Compass’. Komitmen kami meliputi: mengurangi penggunaan plastik, menggunakan plastik yang lebih baik, dan menghadirkan inisiatif tanpa plastik. Salah satunya melalui upaya dan investasi yang signifikan dalam hal pengumpulan dan pemrosesan sampah plastik,” ungkap Maya Tamimi, selaku Head of Division Environment & Sustainability Unilever Indonesia, dalam dialog lintas sektor dalam Hari Lingkungan Hidup Sedunia berjudul 'Dorong Ekonomi Sirkular lewat Pengumpulan dan Pemprosesan Sampah Plastik'.

“Komitmen tersebut kami manifestasikan dalam serangkaian program, salah satunya melalui upaya dan investasi yang signifikan dalam hal pengumpulan dan pemrosesan sampah plastik. Pada 2022, Unilever Indonesia telah berhasil mengumpulkan dan memproses sebanyak 62.360 ton sampah plastik, dimana jumlah ini juga sudah diaudit oleh auditor pihak ketiga. Pencapaian ini sejalan dengan komitmen kami secara global; Membantu pengumpulan dan pemrosesan kemasan plastik lebih banyak dari yang dijual,” tandas Maya.