Menu

Bisa untuk Pencegahan, Ini Manfaat Terapi CRT Bagi Penderita Gagal Jantung!

12 Juni 2023 08:30 WIB

Ilustrasi seorang wanita terkena serangan jantung. (Pinterest/Freepik)

HerStory, Jakarta —

Beauty, tahukah kamu bahwa gagal jantung merupakan salah satu penyakit serius yang bisa menyebabkan kematian bagi penderitanya.

Penyakit gagal jantung menyebabkan jantung tak dapat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh, sehingga mengakibatkan beberapa gejala.

Seperti sesak napas, lemas, hingga pembengkakan di area kaki akibat bendungan yang terjadi setelah kekuatan pompa jantung menurun.

Pada tahap awal, gagal jantung bisa dikendalikan dengan mengonsumsi obat-obatan. Namun, jika gagal jantung diikuti dengan adanya gangguan hantaran listrik irama jantung, maka diperlukan penanganan dan konsultasi dengan dokter.

Pasalnya, 30% kasus gagal jantung mengalami irama pada ventrikel kanan dan kiri sehingga kontraksi keduanya tak selaras dan kerja pompa jantung menjadi nggak efektif.

Untuk mengatasi permasalahan gagal jantung, kini sudah terdapat inovasi baru, yaitu Cardiac Resynchronization Therapy (CRT) atau terapi resinkronisasi jantung.

Menurut dr. Simon Salim, Sp.PD-KKV, konsultan intervensi jantung dan aritmia Eka Hospital BSD, metode CRT merupakan metode terbaru dalam mengatasi permasalahan bilik jantung yang tak dapat berkontraksi dengan baik.

"Terapi CRT dapat digunakan untuk menurunkan risiko terkena gagal jantung karena dapat membantu meningkatkan irama jantung dan gejala yang timbul terkait dengan aritmia. Alat ini bekerja dengan mengirimkan sinyal listrik ke kedua bilik bawah jantung dan memicu ventrikel untuk berkontraksi dengan cara yang lebih terkoordinasi sehingga meningkatkan pemompaan darah keluar dari jantung," jelas dr. Simon dalam keterangan resminya, Sabtu (10/6/2023).

Terapi CRT dilakukan dengan memberikan sayatan kecil di dekat tulang selangka untuk menaruh selang kateter untuk pemasangan alat CRT. Alat kemudian dimasukkan ke dalam jantung melalui pembuluh darah dengan bantuan panduan dari mesin sinar X.

Setelah pemasangan baterai selesai, dokter akan menguji alat dengan mengirimkan impuls listrik. Jika alat bekerja dengan baik, maka dokter akan melanjutkannya dengan menempatkan alat pacu jantung CRT ke dalam tubuh dan menghubungkannya dengan kateter yang sudah ditempatkan sebelumnya.

Jika tak ada komplikasi, maka pasien diperbolehkan untuk pulang dengan memperhatikan beberapa hal dalam kehidupan sehari-harinya selama enam minggu.

Semisal tak melakukan kegiatan yang berat seperti mengangkat beban atau gerakan-gerakan yang mendadak seperti berlari.

Tujuannya agar alat CRT dapat beradaptasi dengan tubuh setelah ditanamkan. Tetap lakukan konsultasi dengan dokter setelah pemasangan CRT supaya dokter bisa tetap memantau kondisi pasien usai terapi.

Share Artikel:

Oleh: Nailul Iffah

Artikel Pilihan