Menu

Jangan Dianggap Sepele Moms, Psikolog Ungkap Dampak Buruk KDRT pada Anak, Luka Masa Kecil Bisa Jadi Trauma Seumur Hidup!

29 Juni 2023 11:30 WIB

Ilustrasi KDRT pada anak. (Shutterstock/Edited By HerStory)

HerStory, Jakarta —

Moms, belakangan ini, warganet dibuat geram oleh salah satu video yang beredar di media sosial. Rekaman tersebut berisi perilaku KDRT orang tua terhadap anaknya di tempat umum, diduga bentuk pelampiasan emosi karena tertinggal kereta. 

Moms, menjadi orangtua memang bukan tanggung jawab mudah. Tak dipungkiri sangat sulit untuk mengelola emosi terhadap kesalahan-kelasahan yang terjadi. 

Namun, anak bukanlah tempat pelampiasan emosi. Sebagai orangtua, baik Moms atau PakSu wajib bisa melakukan kontrol emosi dengan baik agar si kecil gak mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). 

Sebab, KDRT merupakan tindakan fatal. Luka masa kecil ini bisa menjadi trauma perkepanjangan pada anak hingga seumur hidupnya. 

Psikolog Anak dan Parenting Coach, Irma Gustiana,mengungkapkan sejumlah dampak berbahaya dari KDRT, salah satunya menghilangkan rasa percaya diri pada si kecil. 

“Anak mudah tantrum karena dibayangi momen gak nyaman. Kognisi atau kemampuan berpikirnya cenderung terhambat. Bahkan di jangka panjang anak bisa mengalami gangguan komunikasi, perilaku, hingga penyimpangan seksual,” ungkap Irma, sebagaimana HerStory kutip dari Instagram @parentalk.id, Kamis (29/6/2023). 

Lebih lanjut Irma menegaskan, KDRT tak hanya berbentuk kekerasa fisik, tapi juga verbal. Bahkan, bentuk pengabaian juga salah satu tindakan KDRT. 

“KDRT yang dominan dialam anak, yaitu kekerasan fisik, misal dipukul, dicubit, didorong, badan agak diremas dengan intenistas otot kuat. Selain itu, kekerasan emosional (juga bentuk KDRT) misal memaki anak, melecehkan, merendahkan harga diri anak, bicara kasar ke anak,” tutur Irma.

Irma menjelaskan, masih banyak orangtua menganggap, kalau anak gak dikerasin bisa tumbuh manja. Padahal, mendidik anak bukan lewat kekerasan. 

“Melainkan lewat disiplin positif, yaitu membentuk kebiasaan baik lewat konsistensi. Orangtua perlu menghargai ruang pribadi, jiwa dan tubuh anak. Apalagi tubuh anak terus berkembang seiring usianya,” jelas Irma. 

Menurut Irma, di otak setiap manusia, termasuk anak, tak ada ‘tombol’ melupakan. Jika anak mengalami KDRT maka pemulihannya bisa sepanjang hidup. 

“Apalagi jika anak mengalami secara intens dan tak ditangani dengan baik. Bisa jadi dia menjadi pelaku kekerasan yang lebih kasar dari apa yang dialami sebelumnya,” tutup Irma. 

Share Artikel:

Oleh: Ummu Hani

Artikel Pilihan