Seorang wanita sedang batuk dan mengalami sesak di dada. (pinterest/freepik)
Moms, Tuberkolosis (TBC) di Indonesia menempati peringkat kedua terbanyak di dunia. Hal ini disampaikan oleh Dr. Astuti Yuni Nursasi, S.Kp., MN dalam webinar Keperawatan Mahasiswa Magister FIK UMJ, Sabtu (15/7/2023).
TBC sendiri merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Umumnya, TBC menyerang paru-paru, tapi juga bisa menyerang organ tubuh lain, seperti ginjal, tulang belakang, dan otak.
Penularan TBC terjadi ketika seseorang tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) saat seseorang yang terinfeksi TBC bersin atau batuk. Oleh sebab itu, riusiko penularan penyakit ini lebih tinggi pada orang yang tinggal serumah Moms.
Gejala TBC ditandai dengan demam, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, hingga batuk. Lantas, apa bedanya batuk biasa dan batuk yang disebabkan oleh TBC? Simak ulasan lengkapnya di sini Moms!
TBC biasanya disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang mudah menyebar di udara. Sedangkan batuk biasa disebabkan oleh kondisi yang berbeda. Seperti akut yang muncul tiba-tiba ataupun kronis yang berlangsung bulanan atau tahunan.
Biasanya, penyebab akut bisa berasal dari alergi atau iritasi akibat polusi dan asap rokok. Sedangkan kronis berasal dari asma, penyakit asam lambung (GERD), dan lain-lain.
Biasanya, batuk biasa dapat sembuh sendiri setelah minum obat pereda batuk. Sedangkan batuk TBC biasanya berlangsung selama 2 minggu atau lebih. Biasanya TBC dapat menyebabkan batuk berdahak dengan warna dahak hijau hingga kekuningan akibat bakteri.
Bahkan dalam kondisi yang lebih parah, batuk berdahak bisa bercampur darah karena luka pada bagian paru-paru.