Menu

5 Penyebab Keluarnya Darah Segar Setelah Menopause, Normal Gak Sih? Moms Cari Tahu Jawabannya di Sini!

01 Agustus 2023 10:10 WIB

Ilustrasi darah menstruasi sedikit (Pexel/Cottonbro)

HerStory, Jakarta —

Mungkin ada di antara Moms yang saat ini sudah memasuki masa menopause. Menopause merupakan kondisi saat seorang wanita tak lagi mengalami siklus menstruasi dan biasanya terjadi pada wanita yang sudah berusia di atas 50 tahun. Namun dalam kondisi tertentu, ada pula wanita yang mengalami menopause dini.

Di samping itu, tak sedikit wanita yang mengalami keluarnya darah segar setelah menopause. Kalau Moms pernah mengalaminya, pasti panik bukan?! Sebenarny, normal enggak sih pendarahan setelah menopause?

Dinukil dari laman Mayo Clinic, keluar darah setelh menopause bukanlah suatu yang normal. Sebagian besar, pendarahan setelah menopause disebabkan karena adanya masalah atau gangguan kesehatan pada organ reproduski dan terjadi dalam waktu yang cukup lama.

Ada banyak hal yang bisa menyebabkan wanita mengalami pendaraan atau keluarnya darah segar setelah menopause. Berikut 5 di antaranya yang perlu kamu ketahui.

1. Polip rahim

Polip rahim merupakan pertumbuhan jaringan baru yang biasanya bersifat non-kanker. Meski jinak, beberapa polip terkadang dapat berubah menjadi kanker.

Satu-satunya gejala yang dialami oleh sebagian besar pasien polip adalah perdarahan vagina yang enggak teratur. Meski umum terjadi pada wanita yang telah memasuki masa menopause, polip rahim juga dapat menyerang wanita  yang masih muda.

2. Kanker endometriun

Kanker di jaringan endometriun bisa menyebabkan terjadinya keluar darah setelah menopause. Penyakit ini sering membuat pengidapnya merasakan nyeri panggul dann pendarahan abnormal.

3. Kanker serviks

Dikutip dari Healthline, kanker serviks cenderung muncul dan berkembang secara perlahan.Dokter terkadang baru dapat mengidentifikasinya setelah pemeriksaan rutin secara berkala.

Selain perdarahan abnormal, wanita yang mengidap kanker serviks akan sering merasakan nyeri (terutama saat berhubungan seks) dan mengalami keputihan yang enggak normal.

Kanker serviks juga menjadi salah satu penyebab keluarnya darah di vagina setelah menopause.

4. Infeksi menular seksual

Kondisi ini bisa terjadi pada siapa pun, termasuk wanita yang sudah memasuki masa menopause. Beberapa infeksi menular seksual seperti gonore dan klamidia dapat menyebabkan perdarahan pada vagina.

Namun, penyakit ini lebih rentan terjadi pada wanita yang masih aktif dalam berhubungan seksual ketimbang yang tidak. Selain itu, wanita yang mengidap infeksi menular seksual juga sering mengalami spotting.

5. Atrofi endometrim

Ketika memasuki masa menopause, seorang wanita akan mengalami banyak penurunan kadar hormon. Ini akan berdampak pada penipisan lapisan sel-sel rahim dan jaringan seperti endometrium.

Atrofi endometrium sering menyebabkan vagina lebih kering, kurang fleksibel, dan rentan terhadap peradangan atau infeksi. Gejalanya bisa berupa spotting (keluar bercak cokelat), gatal-gatal, nyeri, dan kemerahan pada organ kewanitaan.

Kalau mengalami pendarahan setelah menopuse, segera periksakan ke dokter ya Moms untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut!