Menu

Gejalanya Mirip Sakit Maag, Inilah Tanda Jika Kamu Mengidap Kanker Lambung, Awalnya Gak Terasa Nyeri!

03 Agustus 2023 19:10 WIB

Ilustrasi kanker lambung. (Shutterstock/Edited By HerStory)

HerStory, Jakarta —

Penyakit kanker di organ pencernaan  dan organ lainnya memang sangat berbahaya.

Maka dari itu untuk meningkatkan kualitas hidup para penderitanya perlu deteksi sejak awal agar pengobatannya bisa segera dilakukan dan persentase sembuhnya pun semakin besar.

Berkaitan dengan itu, Beauty perlu hati-hati loh, terkadang gejala kanker itu tak disadari sehingga dianggap remeh, seperti gejala kanker lambung.

Perlu diketahui sebelumnya, kanker lambung menurut dr. Nadia Nurotul Fuadah dalam diskusi di laman Alodokter menjelaskan jika kanker lambung terjadi karena adanya mutasi genetik di sel lambung.

"Kanker lambung sendiri muncul karena mutasi genetik pada sel lambung, yang membuatnya berproliferasi secara abnormal, berlebihan, dan tidak terkendali," ujar dr. Nadia.

Pada tahap awal, biasanya kanker lambung biasanya menunjukkan gejala yang sangat mirip dengan sakit maag.

"Di tahap awal, kanker lambung bisa saja tidak memunculkan gejala apapun. Jika pun muncul gejala, seringnya gejala tersebut sangatlah ringan mirip sakit maag biasa, misalnya berupa kembung, nyeri ulu hati, sering sendawa, mudah kenyang, mual, muntah, dan sebagainya," jelas dr. Nadia.

Barulah jika sudah masuk ke stadium lanjut, gejalanya akan semakin parah, mulai dari perut bengkak hingga muntah darah.

"J sudah pada stadium lanjut, kanker ini bisa juga memunculkan beragam keluhan lain, seperti muntah darah, BAB hitam atau merah pekat, anemia, nafsu makan turun, berat badan turun drastis, lemas, perut bengkak, mudah lelah, dan sebagainya," ujarnya menjelaskan lagi.

Maka dari itu karena kerap kali muncul dengan gejala yang tidak khas, lebih baik segera melakukan periksa agar bisa memastikan jika gejala yang dirasakan adalah sakit biasa atau gejala dari kanker lambung.

"Karena gejalanya yang seringkali tidak khas, diagnosis kanker lambung sepatutnya tidak dilakukan hanya dengan menilai gejalanya, namun perlu juga dilakukan tes penunjang, contohnya USG, tes darah, gastroskopi, rontgen, tes feses, bedah laparoskopi, dan sebagainya. Pemeriksaan ini bisa dilakukan oleh dokter usai mempertimbangkan kondisi pasien secara komprehensif," ujar dr. Nadia menutup diskusi tersebut.

Artikel Pilihan