Menu

Polusi Udara Jadi Penyumbang PPOK Terbesar, Cegah Sebelum Menyesal, Dampaknya Gak Main-main Moms, Ngeri!

31 Agustus 2023 10:30 WIB

Ilustrasi polusi udara yang semakin parah di DKI Jakarta. (HerStory/Wafi)

HerStory, Jakarta —

Beauty, tahukah kamu udara di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Jakarta tengah mengalami polusi. Hal tersebut bisa merusak kesahatan tubuh, salah satunya paru-paru.

Seperti yang kita tahu, polusi udara dapat memicu Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Penyakit yang satu ini umumnya menyerang orang lanjut usia, tetapi tak menutup kemungkinan dialami anak muda.

Prof dr Wiwien Heru Wiyono, PhD, SpP(K) selaku Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK UI, mengungkapkan adanya peningkatan prevalensi PPOK di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan prevalensi PPOK mencapai 3,7 persen.

Sedangkan data dari Diagnosis dan Penatalaksanaan PPOK PDPI Edisi 2016 menyebutkan bahwa prevalensi PPOK di Indonesia mencapai 5.6 persen, atau sekitar 8,5 juta jiwa.

Inisiatif Global untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis (GOLD) 2023 memperkirakan angka prevalensi PPOK hingga 2060 akan terus meningkat.

"Jadi selama angka rokok tinggi, itu selalu akan meningkat. Kita tercatat kurang lebih 66 juta penduduk Indonesia masih merokok. Di Asia termasuk tinggi, angka merokok. Jadi, itu mungkin kenapa angka prevalensi PPOK meningkat," jelas Prof Wiwien dalam acara Kenali PPOK, Sayangi Parumu, beberapa waktu lalu.

Prof Wiwien juga menyebut zat-zat berbahaya atau polusi udara yang buruk juga menyebabkan angka prevalensi PPOK di RI meningkat.

Bahkan Jakarta masuk dalam kategori polusi buruk. Namun, rokok juga termasuk penyebab utama PPOK yang harus dihindari.

"Kalau nggak salah Jakarta termasuk wilayah tertinggi angka polusinya, ini yang mempengaruhi prevalensi penyakit ini, perlu kita turunkan. Tapi utamanya rokok," tambahnya.

"Selama dia tidak merokok atau bisa menghentikan rokoknya dengan segera, mungkin bisa kita hentikan progresnya, kita bisa tekan angka PPOK-nya," tutup Prof Wiwien.

Share Artikel:

Oleh: Nailul Iffah

Artikel Pilihan