Ilustrasi sesak napas pada anak (Pexels.com/Edited by HerStory)
Moms, tahukah kamu, ternyata menurut data dari UNICEF pada 2018, disebutkan jika setidaknya ada 2-3 bayi meninggal dunia di Indonesia. Ini membuktikan betapa bahayanya penyakit Pneumonia.
Moms harus ketahui sebelumnya jika pneumonia dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, ataupun jamur. Penyebab yang paling sering adalah virus ataupun bakteri. Langkah pencegahan yang dapat dilakukan dapat dimulai dengan menjaga agar infeksi tersebut tidak menyebar ke lingkungan sekitar. Misalnya ketika kita sedang tidak sehat, sebaiknya gunakan masker dengan benar, serta jalani etika batuk dan bersin yang tepat dengan menutup mulut dengan lengan baju atas atau tisu kemudian membuangnya ke tempat sampah.
Pencegahan penyebaran infeksi yang juga dapat dilakukan adalah rajin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun setiap habis batuk dan bersin, setelah memegang permukaan benda terutama di tempat umum, sebelum makan, dan lain sebagainya.
Hal ini juga berlaku tidak hanya untuk orang tua, tetapi juga si kecil. Selain itu, pneumonia juga dapat dicegah secara efektif dengan pemberian ASI eksklusif, memastikan status gizi yang baik, menghindari asap rokok, dan polusi udara lainnya, serta melindungi anak dengan pemberianimunisasi yang dapat mencegah pneumonia. Saat ini terdapat beberapa vaksin yang dapat melindungi anak dari penyakit ini, yaitu vaksin Difteri Pertusis Tetanus Hemophilus Influenza B (DPT HiB) yang merupakan vaksin kombinasi, vaksin pneumokokus (PCV), vaksin influenza, dan vaksin MR (measles rubella).
Berdasarkan The United Nations Children's Fund (UNICEF) yang diinformasikan oleh dr. Wahyuni Indawati Sp. A, Subsp. Resp., Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak yang merupakan Subspesialis Kesehatan Anak Respirologi di RS Pondok Indah menyebutkan jika pneumonia adalah penyebab terbesar kematian pada anak dibandingkan penyakit menular lainnya. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengambil tindakan berikut sebagai langkah pencegahannya:
Apabila si kecil sudah terdiagnosis terkena pneumonia, tatalaksana perawatannya harus dilakukan di rumah sakit, karena penderita kerap mengalami sesak napas dan memerlukan oksigen.
Oksigen dapat diberikan sesuai kebutuhan. Pada kasus yang berat, dapat digunakan alat bantu napas (ventilator) di ruang rawat intensif. Selama perawatan, si kecil juga dapat diberikan antibiotik, cairan sesuai kebutuhan, dan nutrisi yang cukup, sedangkan tindakan inhalasi dan fisioterapi tidak perlu rutin diberikan pada penderita pneumonia.
Pneumonia pada anak perlu dikenali gejalanya sejak awal, agar perawatannya dapat dilakukandengan segera. Apabila anak Anda mulai menunjukkan gejala serupa, jangan tunda untuk memeriksakannya ke dokter. Penanganan yang cepat dan tepat dapat menyelamatkan masa depan si kecil.