Ilustrasi hubungan asmara. (Unsplash/Kelly Sikkema)
Beauty, tahukah kamu, ternyata dalam labirin emosi setiap manusia, fobia komitmen kerap kali muncul dan menjadi hambatan penting bagi seseorang dalam menavigasi kompleksitas hubungan. Fenomena rumit ini terwujud dalam berbagai bentuk, yang masing-masing menghadirkan tantangan tersendiri.
Mulai dari keengganan, keintiman, hingga ketakutan terhadap komitmen jangka panjang, fobia komitmen bisa menunjukkan rumitnya psikologi manusia.
Perulangan lain dari fobia komitmen berasal dari keraguan mengenai komitmen yang bertahan lama.
Orang-orang seperti itu mungkin menunjukkan pola hubungan yang singkat atau sama sekali tidak melakukan komitmen. Ketakutan akan jebakan atau ketidakpastian mengenai masa depan mendasari keengganan untuk berkomitmen.
Beberapa orang menderita fobia komitmen karena kelumpuhan pengambilan keputusan. Ketika dihadapkan pada pilihan-pilihan hidup yang penting, mereka mengalami kecemasan yang luar biasa, sehingga menyebabkan penundaan atau keragu-raguan. Manifestasi fobia komitmen ini dapat menyebar ke berbagai bidang kehidupan, termasuk hubungan, jalur karier, atau aspirasi pribadi.
Pengalaman masa lalu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kecenderungan seseorang untuk berkomitmen.
Mereka yang terluka karena trauma masa lalu, seperti patah hati atau pengkhianatan, mungkin merasa takut untuk mengingat kembali pengalaman menyedihkan yang serupa. Beban emosional yang belum terselesaikan ini dapat menghambat hubungan di masa depan dan melemahkan kemampuan untuk percaya dan berkomitmen dengan sepenuh hati.
Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan GenPI. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.