talkshow bersama Jessica Halim, Co-Founder Demibumi, dan Santi Novianti, Co-Founder & PR Director dari Kertabumi Recycling Center di Grant Thornton (Herstory/Ida Umy Rasyidah)
Beauty, tahukah kamu jika wanita jadi penyumbang sampah terbanyak selama hidupnya, kok bisa? Mulai dari sampah dari pembalut hingga sampah dari skincare, hal itu semuanya banyak dihasilkan oleh wanita.
Hal itu diungkapkan oleh Santi Novianti, Co-Founder dan PR Director dari Kertabumi Recycling Center dalam Talkshow CSR Day 2024 dari Grand Thornton pada Selasa (30/10/2024).
"Kosmetika waste itu banyak dihasilkan oleh para wanita, bahkan bisa dibilang 15i total seluruh sampah yang dihasilkan."
Sebagai Founder Kertabumi Recycling Center, Santi juga menjelaskan jika banyak nasabah bank sampahnya itu wanita. Jadi bisa dipastikan wanita lah yang paling dekat dengan sampah.
"Lebih banyak nasabah yang datang ke kertabumi itu perempuan, perempuan itu paling dekat sampah di rumah, itu sebabnya perempuan lebih dekat dengan isu lingkungan," jelas Santi.
Menyadari hal itu, Grant Thornton Indonesia melalui program corporate social responsibility (CSR)-nya pun meluncurkan kampanye unik #WhatRemains yang mengajak masyarakat untuk mengelola limbah dan memberikan edukasi untuk lebih bijak dalam konsumsi harian, khususnya dalam penggunakan skincare dan kebutuhan sehari-hari.
Seperti kita ketahui bersama, industri kecantikan di Indonesia sangat pesat. Tapi sayangnya hal itu berbanding lurus dengan peningkatan volume limbah dari packaging skincare in. Bahkan nih Beauty, menurut laporan dari Minderoo Foundation 120 miliar unit produk kosmetik global, sebagian besar limbah yang dihasilkan tidak didaur ulang. Hal ini memperburuk kondisi lingkungan, terutama karena produk-produk ini sering kali sulit terurai atau mengandung bahan-bahan berbahaya.
Salah satu program yang ada dalam kampanye #WhatRemains Grand Thrnton pun mengajak para karyawannya turut serta mengumpulkan sampah skincare, lalu memilahnya, dan menyerahkannya kepada bank sampah.
“Inisiatif CSR dari Grant Thornton Indonesia tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan CSR Day 2024 yang berlangsung selama kurang lebih sebulan, kami mulai dengan sosialisasi melalui media sosial dan mendorong partisipasi aktif dari teman-teman karyawan Grant Thornton Indonesia, yaitu GT-Zens, melalui salah satu kegiatan utama kami yang mencakup pengumpulan produk kecantikan atau produk perawatan kulit bekas yang dikelola bersama mitra kolaboratif kami, untuk menginspirasi gaya hidup yang lebih bertanggung jawab dan bijak dalam konsumsi. Melalui program-program ini, kami tidak hanya mendorong untuk mendaur ulang, tetapi juga menginspirasi kebiasaan bertanggung jawab di setiap lapisan masyarakat, mulai dari kebiasaan kecil di rumah hingga pola konsumsi yang lebih bijaksana," tutur Head of Support Services Grant Thornton Indonesia, Mul Halimwidjaya.
Selama sebulan, para karyawan di Grand Thornton memulai program tersebut yang diawali dengan dengan pengumuman melalui media sosial dan email, diikuti oleh sosialisasi yang mendorong partisipasi aktif karyawan dan masyarakat. Kegiatan ini mencakup pengumpulan produk kecantikan atau produk perawatan pribadi yang tidak dipakai untuk dikelola oleh mitra kolaboratif.
Di akhir acara, para karyawan mengikuti talkshow bersama Jessica Halim, Co-Founder Demibumi, dan Santi Novianti, Co-Founder & PR Director dari Kertabumi Recycling Center, yang membahas pentingnya konsumsi bijak dan pengelolaan limbah.
Dalam sesi talkshow, Jessica Halim, Co-Founder dari Demibumi, menyoroti pentingnya kebiasaan ramah lingkungan yang sering terabaikan di rumah tangga. ”Kami di rumah punya 5 tempat sampah khusus untuk memilah jenis-jenis sampah yang berbeda. Sistem ini memang butuh komitmen tinggi, dan salah satu tantangan utamanya adalah memastikan keluarga tetap konsisten. Semua anggota keluarga, termasuk anak-anak, ikut terlibat dan sadar dalam mengelola sampah – ini seperti menjadi 'polisi sampah'. Hal ini bukanlah perkara yang mudah, namun, dengan kesadaran dan toleransi, lama-kelamaan kebiasaan ini bisa menjadi hal alami. Kami ingin menunjukkan bahwa perubahan kecil di rumah bisa membawa manfaat nyata, bahkan bisa menghasilkan keuntungan”, ungkap Jessica.
Sementara itu, Santi Novianti, Co-Founder dan PR Director dari Kertabumi Recycling Center, menambahkan tentang peran penting masyarakat dalam pengelolaan sampah. “Masyarakat dapat memulai dari hal paling sederhana, seperti memilah sampah di rumah. Kebiasaan ini memungkinkan bank sampah untuk mengolah kembali atau meng-upcycling, sehingga sampah tidak terbuang sia-sia. Sangat penting bagi kita semua untuk menghargai pekerjaan para pemulung yang membantu mengurangi sampah di lingkungan kita. Meski tidak terlihat ada perbedaan besar antara pria dan wanita dalam kesadaran lingkungan, perempuan memang cenderung lebih peduli terhadap sampah rumah tangga sehari-hari. Ini adalah kebiasaan kecil, namun sangat penting, karena Indonesia sudah dalam kondisi darurat sampah. Dengan langkah ini, kami berharap para GT-Zens dapat mulai beraksi dari hal-hal kecil di rumah”, jelas Santi.
Sejak awal kampanye ini, Grant Thornton Indonesia telah berhasil mengumpulkan 89,2 kg sampah yang terdiri dari 1.726 produk bekas produk perawatan pribadi. Dari jumlah tersebut, saat ini Kertabumi Recycling Center sudah berhasil mendaur ulang lebih dari 30%, yang diharapkan dapat memberi dampak positif bagi lingkungan sekaligus menumbuhkan kesadaran tentang pengelolaan limbah yang berkelanjutan.
“Melalui inisiatif #WhatRemains, Grant Thornton Indonesia berharap dapat terus mendorong kesadaran dan aksi nyata dalam menjaga lingkungan. Dimulai dari langkah-langkah kecil dalam kehidupan sehari-hari hingga partisipasi aktif dalam program keberlanjutan di tingkat komunitas, kami ingin menginspirasi perubahan positif yang berkelanjutan. Melihat antusiasme dari para karyawan kami (GT-Zens), kami berharap kegiatan ini kedepannya dapat menjadi program rutin sebagai wujud komitmen nyata Grant Thornton Indonesia dalam mendukung program keberlanjutan”, tutup Mul Halimwidjaya.