Biasanya, menjelang Hari Raya Lebaran banyak orang yang mengecat rumahnya agar memiliki tampilan baru. Namun perlu diketahui bahwa beberapa cat mengandung bahan kimia berbahaya jika dihirup berlebihan terutama untuk ibu hamil. Itulah mengapa, pemilihan cat harus dipikirkan secara matang.

Untuk mempersiapkan tampilan rumah agar lebih cantik, kamu bisa lebih teliti untuk memeriksa bahan kimia yang berbahaya yang mungkin bisa membahayakan kesehatan janin.

Yups, hanya dengan bau cat saja kamu bisa menilai apakah kandungan bahan kimia yang dimiliki berbahaya atau tidak. Selain itu, kamu juga bisa menghindari beberpaa pilihan cat lainnya seperti cat yang berbahan dasar timbal, minyak, atau cat akrilik karena mengandung solven atau pelarut organik dari bahan kimia yang berbahaya.

Dampak Bau Cat untuk Ibu Hamil

Jika menghirup bau cat yang berbahaya, ibu hamil bisa merasa sakit kepala, pusing, mual, dan iritasi mata. Untuk jangka panjangnya, jika hal tersebut dirasakan secara konstan bisa mempengaruhi pertumbuhan janin jangka panjang lho!

Paslnya, solven pada cat yang masuk ke dalam tubuh bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah, termasuk di plasenta dan itu bisa berakibat fatal seperti kurangnya nutrisi yang mengalir pada janin.

Maka dari itu, dampak buruk dari bau cat adalah mengalami kelahiran prematur, keguguran, kelainan kongenital, hingga gangguan kemampuan belajar.

Gimana Cara Minimalisir Bau Cat?

Tentu saja ada cara yang bisa kamu lakukan untuk meminimalisir bau cat dan menghindari komplikasi kesehatan. Berikut adalah beberapa cara yang bisa kamu lakukan;

• Jangan makan dan minum di ruangan yang sedang di cat.
• Minimalisir aktivitas di ruangan yang sedang di cat.
• Buka jendela agar sirkulasi udara bisa optimal.
• Hindari penggunaan cat lateks berbasis minyak.
• Pastikan ruangan yang menjadi aktivitas bumil mendapatkan sirkulasi udara terbaik.

Nah, itu dia beberapa risiko untuk ibu hamil karena cat dan cara minimalisirnya. Semoga bermanfaat ya!