Menu

Kampanye 'Siapa Takut Jadi Ibu?' Ajak Para Perempuan Percaya Diri Menyambut Peran Ibu

21 April 2025 19:15 WIB

Ilustrasi gizi ibu hamil terpenuhi dapat mencegah stunting (Sumber/Alodokter)

HerStory, Jakarta —

Moms, siapa sih yang nggak senang membayangkan hadirnya buah hati di tengah keluarga? Suara tangisan bayi, tawa kecil yang renyah, hingga tangan mungil yang menggenggam jemari kamu, semuanya terasa begitu magis. Tapi di balik gambaran indah itu, nggak semua perempuan langsung siap untuk menyambut peran sebagai ibu.

Dan ternyata, ini bukan hal aneh, lho. Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2022, sekitar 8,2% perempuan Indonesia usia 15–49 tahun yang sudah menikah memilih untuk menunda atau bahkan menghindari kehamilan.

Angka ini jadi bukti bahwa semakin banyak perempuan muda yang mulai mempertimbangkan banyak aspek sebelum memutuskan untuk menjadi ibu, mulai dari kesiapan mental, stabilitas ekonomi, hingga prioritas karier dan kehidupan pribadi. Di tengah situasi ini, perempuan butuh lebih dari sekadar dukungan, mereka butuh ruang untuk jujur, reflektif, dan bebas dari tekanan sosial.

Kampanye “Siapa Takut Jadi Ibu!”, Sebuah Dukungan di Hari Kartini

Bertepatan dengan Hari Kartini, PRENAGEN menghadirkan kampanye bertajuk “Siapa Takut Jadi Ibu!” yang hadir bukan cuma sebagai ajakan, tapi juga sebagai pelukan hangat bagi setiap perempuan yang sedang atau akan menjalani peran luar biasa ini.

Junita, Brand Group Manager PRENAGEN mengatakan, “PRENAGEN sebagai sahabat dari calon modern moms dan para moms masa kini, memahami bahwa kehamilan bukan sekadar proses biologis. Di tengah-tengah itu, ada banyak dinamika emosional, tekanan sosial, dan pertimbangan personal yang tidak selalu terlihat. Sayangnya, banyak perempuan yang masih dituntut harus ‘siap’ secara instan tanpa ruang untuk beradaptasi, memahami betul transformasi ini secara menyeluruh ataupun jujur terhadap keraguan dan ketakutan yang mereka rasakan.”

Kampanye ini menjadi ruang untuk membalikkan narasi bahwa ketakutan dan ketidaksiapan bukanlah kelemahan, melainkan bagian dari proses menjadi seorang ibu. Karena, jadi ibu itu perjalanan yang indah, tapi juga kompleks.

Psikolog keluarga Samanta Elsener juga menyoroti hal penting ini, "perjalanan menjadi ibu kerap kali dibayangi berbagai tantangan yang jarang dibicarakan secara terbuka. Banyak perempuan merasa perlu menyembunyikan emosinya karena tekanan sosial. Padahal, rasa takut atau ketidaksiapan menjadi ibu adalah hal yang wajar dan manusiawi. Yang dibutuhkan adalah ruang untuk memproses perasaan itu secara jujur dan tanpa penilaian. Kehamilan seharusnya dijalani dengan kesadaran penuh, bukan dalam kesendirian. Karena itu, penting bagi lingkungan sekitar untuk hadir dengan empati dan dukungan.”

Karena itu, melalui kampanye ini, PRENAGEN ingin memberikan ruang untuk berbagi kisah secara terbuka dan inspirati, tanpa penghakiman.

Salah satunya datang dari penyanyi dan figur publik Shania Junianatha, yang dengan jujur berbagi bahwa ia pun sempat meragukan kesiapan menjadi ibu.

“Namun dengan komunikasi yang terbuka bersama pasangan dan informasi yang kredibel, saya bisa menjalani proses ini dengan lebih tenang,” tuturnya.

Begitu pula dengan Namira Adzani, content creator yang masih dalam masa penantian, "perempuan yang sedang menanti akan merasa lebih kuat ketika tahu banyak perempuan mengalami hal serupa. Karena bagi saya pribadi, kehamilan tidak harus dijalani dalam kesendirian. Justru dengan berbagi, kita belajar menerima diri sendiri dan menumbuhkan empati,” ungkapnya.

Nutrisi yang Tepat, Bekal yang Kuat

Selain dukungan emosional, PRENAGEN juga menekankan pentingnya pemenuhan nutrisi selama 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu fase emas yang sangat menentukan tumbuh kembang si kecil dan kesiapan sang ibu.

Menurut dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG, MKes, FICS, FESICOG, “Data kami menunjukkan bahwa banyak ibu hamil yang masih mengalami defisit asupan nutrisi penting, khususnya protein, kalsium, DHA, zat besi, dan asam folat. Padahal, kekurangan nutrisi ini dapat menyebabkan komplikasi seperti anemia pada ibu, keterlambatan perkembangan janin, hingga berat badan lahir rendah.”

Menjawab kebutuhan ini, PRENAGEN menghadirkan rangkaian produk nutrisi yang dirancang khusus untuk setiap fase kehamilan dan menyusui—mulai dari PRENAGEN esensis, PRENAGEN emesis, PRENAGEN mommy, PRENAGEN lactamom, hingga PRENAGEN UHT yang praktis untuk dikonsumsi kapan pun dan di mana pun.

Seluruh produk diformulasikan dengan rasa yang disesuaikan preferensi ibu, serta mudah dicerna dan diserap tubuh. Itu karena mendukung perempuan menjadi ibu bukan cuma soal semangat, tapi juga tentang bekal yang cukup dan tepat.

Karena Setiap Perempuan Punya Kekuatan untuk Menjadi Ibu

Kampanye “Siapa Takut Jadi Ibu!” bukan hanya soal menyemangati, tapi juga menantang norma yang selama ini membebani perempuan. Di Hari Kartini ini, kampanye ini menjadi simbol keberanian perempuan untuk mengenal potensi diri, menyuarakan rasa takut, dan melangkah dengan percaya diri.

Seperti yang ditegaskan oleh Junita, “Kampanye “Siapa Takut Jadi Ibu!” ada untuk membangkitkan potensi perempuan sekaligus menantang norma sosial yang selama ini membebani mereka. Karena PRENAGEN percaya, setiap perempuan memiliki kekuatan untuk menjadi ibu.”

Jadi, Moms… siapa takut jadi ibu? Kalau kamu sedang menjalani, menanti, atau bahkan masih mempertimbangkan, ketahuilah satu hal, kamu nggak sendiri. Dan kamu berhak merasa cukup, didukung, dan didengar.

Share Artikel:

Oleh: Ida Umy Rasyidah

Artikel Pilihan