Menu

RS Premier Bintaro Ungkap Solusi Sakit Bahu yang Gak Boleh Disepelekan, Apa Itu?

16 Mei 2025 23:10 WIB

ilustrasi nyeri bahu (freepik.com/8photo)

HerStory, Jakarta —

Banyak orang sering mengabaikan kesehatan area bahu dan lengan. Padahal, kedua area itu sangat penting dan harus selalu diperhatikan, lho!

Diketahui bahwa bahu memiliki peran krusial dalam menjaga keseimbangan dan fungsi tubuh secara keseluruhan.

Meski terlihat sederhana, keluhan seperti nyeri ringan atau pegal pada bahu bisa menjadi gejala awal dari gangguan yang lebih serius.

dr. Jefri Sukmawan, Sp.OT (K), Subsp.OBS, Pimpinan Divisi Shoulder and Elbow di Orthosports and Wellness Center, RS Premier Bintaro mengatakan bahwa beberapa kondisi seperti frozen shoulder (adhesive capsulitis), rotator cuff tear, dan shoulder impingement merupakan gangguan umum pada sendi bahu yang kerap tak disadari oleh masyarakat luas.

"Area bahu yang tidak boleh diabaikan begitu saja, seperti frozen shoulder (adhesive capsulitis), rotator cuff tear yakni robekan pada otot dan tendon di sekitar sendi bahu, dan shoulder impingement atau penjepitan jaringan lunak bahu," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa cedera bahu bisa terjadi pada siapa saja dan tak memandang usia. Sayangnya, gejala awal seperti ketaknyamanan atau nyeri ringan sering dianggap remeh dan tak segera ditangani, kamu juga pernah seperti ini gak, Beauty?

"Saya ada pasien bahunya tidak geser, dia cedera. Saat dibuka (tindakan medis), dalamnya robek. Ada cedera-cedera. Posisi sendinya bukan sampai lepas tapi dalamnya robek," ungkap dr. Jefri di Jakarta, Kamis, 15 Mei 2025.

Kini, RS Premier Bintaro menjadi salah satu fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan ortopedi berbasis teknologi modern, seperti artroskopi bahu, terapi PRP (platelet-rich plasma), dan teknologi imaging berpresisi tinggi untuk diagnosis dini.

Melalui pendekatan multidisiplin berbasis evidence-based practice yang diterapkan, RS Premier Bintaro juga mengutamakan keselamatan dan kenyamanan pasien, dengan tujuan utama meningkatkan kualitas hidup mereka secara berkelanjutan.

"Pendekatan penanganan saat ini sangat berfokus pada keakuratan diagnosis, intervensi minimal invasif, serta rehabilitasi yang terstruktur dan terarah," lanjut dr. Jefri.

Share Artikel:

Oleh: Azka Elfriza

Artikel Pilihan